Rubel telah menguat sekitar 30 persen terhadap dolar AS tahun ini meskipun terjadi krisis ekonomi skala penuh di Rusia, menjadikannya mata uang berkinerja terbaik di dunia.
Rubel dikendalikan oleh kontrol modal yang diberlakukan pada akhir Februari untuk melindungi sektor keuangan Rusia setelah keputusan Moskow untuk mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina mendorong sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada pukul 07.25 GMT, rubel menguat 0,7 persen terhadap dolar pada 57,44 setelah menguat menjadi 56,61 di bursa Moskow untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun. Terhadap euro, rubel naik 0,9 persen menjadi 59,57, melayang di dekat tertinggi tujuh tahun.
Kekuatan mata uang itu telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampak negatif pada anggaran pendapatan Rusia dari ekspor. Pada Senin (23/5/2022), Rusia memotong proporsi pendapatan mata uang asing yang harus dikonversi oleh eksportir menjadi rubel menjadi 50 persen dari 80 persen.
Meskipun terjadi sedikit relaksasi dalam kontrol modal, rubel dapat menguat ke 55 terhadap dolar dalam waktu dekat, kata Dmitry Polevoy, kepala investasi di LockoInvest.
"Level saat ini dapat digunakan untuk membuka posisi beli dalam mata uang asing oleh investor jangka menengah dan panjang," kata Polevoy.
Rubel dapat kembali ke level 60-65 terhadap dolar pada Juni, Sinara Investment Bank mengatakan dalam sebuah catatan.
Rubel lebih lemah di bank. Pemberi pinjaman terbesar Rusia Sberbank menawarkan untuk menjual dolar tunai dan euro masing-masing seharga 58,20 dan 60,38 rubel.
Sementara itu, saham-saham Rusia merosot. Indeks RTS dalam denominasi dolar turun 0,7 persen menjadi 1.245,0 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,1 persen menjadi 2.276,7 poin.
Baca juga: Rubel menguat menuju ke tertinggi multi-tahun terhadap dolar dan euro
Baca juga: Rubel Rusia melonjak ke level Maret 2018 terhadap dolar
Baca juga: Perusahaan energi Italia akan buka akun rubel untuk bayar gas Rusia
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
