Bogor (ANTARA) - Sebuah survei komprehensif yang dilakukan pemangku kepentingan organisasi internasional nirlaba Marine Stewardship Council (MSC) menyatakan penurunan stok ikan adalah ancaman terbesar bagi laut dunia saat ini.

Dalam taklimat media yang dikirimkan kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Direktur Program MSC Indonesia Hirmen Sofyanto merujuk pada penjelasan CEO MSC Rupert Howes yang menyatakan survei itu bertujuan untuk memahami tantangan yang berisiko bagi laut, hambatan bagi kemajuan perikanan dan persepsi terhadap MSC.

MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains yang diakui secara global untuk penangkapan ikan berkelanjutan dan rantai pasokan makanan laut.

Baca juga: Hibah MSC fokus perbaikan-perlindungan spesies laut terancam punah

Program sertifikasi dan ekolabel MSC mengakui dan menghargai praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan serta membantu membangun pasar makanan laut yang lebih berkelanjutan.

Ini adalah satu-satunya program sertifikasi dan ekolabel perikanan tangkap alam yang memenuhi persyaratan praktik terbaik yang ditetapkan oleh United Nations Food and Agriculture Organization(UNFAO) dan ISEAL, asosiasi keanggotaan global untuk standar keberlanjutan.

Rupert Howes menyatakan bahwa sebih dari 1.000 pihak di seluruh dunia telah memberikan respons terhadap Survei Pemangku Kepentingan MSC, termasuk Indonesia.

Keluaran (output) dari survei menjadi masukan bagi MSC dalam membuat perubahan dan evolusi organisasi yang akan merayakan 25 tahun kiprahnya pada 2022.

Sebanyak 70 persen responden percaya bahwa MSC dapat dipercaya untuk menghentikan penangkapan berlebih.

Proporsi tinggi juga terlihat pada tingkat kepercayaan pemangku kepentingan terhadap MSC sebagai program yang efektif dalam mencapai visi menjamin laut masa depan yang selalu penuh dengan kehidupan.

Hampir 80 persen responden bersedia berbincang dan memiliki pandangan positif mengenai organisasi ini.

Baca juga: MSC berikan pelatihan perikanan berkelanjutan "start up" teknologi

Baca juga: MSC-IPB rekomendasikan pengetahuan positif kelola ikan berkelanjutan


Survei berlangsung pada November dan Desember 2021. Para pemangku kepentingan yang menjadi responden berpartisipasi secara daring dan survei tersedia dalam 11 bahasa.

MSC berkolaborasi dengan GlobeScan, sebuah lembaga peneliti dan konsultasi penasihat ternama untuk menjamin proses yang independen dan ketat.

"GlobeScan telah mengompilasi rangkuman hasil survei dalam laporan yang dapat dilihat dalam laman https://www.msc.org/about-the-msc/reports-and-brochures/stakeholder-survey-reports," kata Hirmen Sofyanto.

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022