Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj mengharapkan masyarakat lebih mendahulukan kepentingan umat daripada kelompok dan golongan terkait mundurnya sejumlah donatur  LSM tertentu di Indonesia.

"Sikap tegas donatur yang meninggalkan LSM itu sudah benar. Daripada menyumbang untuk kepentingan tersebut lebih baik uangnya dialihkan untuk kepentingan umat, seperti membantu fakir miskin, membayar zakat dan menyumbang pembangunan rumah ibadah, dan sekolah," katanya di Jakarta, Kamis.

Said Aqil juga mengimbau agar masyarakat yang masih menjadi donatur LSM itu, segera berhenti dan mengalihkan sumbangannya kepada yang lebih membutuhkan.

"Donatur yang sudah meninggalkan LSM itu  sebaiknya diikuti oleh donatur lainnya. Sudahlah lebih baik menyumbang kepada yang lebih membutuhkan," katanya.

Apalagi, lanjut Said Aqil, memberikan sumbangan kepada LSM itu sama saja ikut membela kepentingan asing, yang ujung-ujungnya dipakai untuk mencoreng nama baik Indonesia di mata internasional.

"Kalau dipakai untuk menjelekkan Indonesia, semua pasti setuju lebih baik menyumbang anak bangsa yang lebih butuh uluran tangan," katanya.

Sementara itu, Rohaniawan Katolik, Romo Benny Soesetyo, menyambut baik sikap para donatur yang memilih mundur dari LSM tersebut.

Romo Benny menyebutkan ketimbang membiayai gerakan LSM itu lebih baik menyumbangkan donasi kepada panti asuhan.

"Saat ini, Indonesia lebih membutuhkan aksi nyata. Dengan mundurnya para donatur itu, itu artinya mereka sudah memahami betapa pentingnya rasa kemanusiaan," kata Romo Benny.

Sebelumnya, sejumlah donatur di Indonesia mulai meninggalkan sebuah LSM. Mereka menyesal menjadi donatur setelah perjuangan LSM lingkungan itu dianggap menjelek-jelekkan Indonesia di luar negeri.

Nina Marlina, seorang karyawan perusahaan swasta di Jakarta menjadi donatur LSM itu sejak 2009 hingga Oktober 2011.

"Saya sudah keluar dari donatur LSM ini. Saya baru tahu bahwa perjuangan LSM sarat kepentingan asing," katanya.

Sementara itu, Kepala Greenpeace Indonesia, Nur Hidayati, menyatakan, donatur Nina Marlina merasa tidak pernah memberi pernyataan kepada wartawan manapun, kecuali pernah menerima telepon dari seseorang yang dikira adalah LSM.

Donatur-donatur pendukung Greenpeace, Hidayati menegaskan, juga melakukannya secara sukarela dan tanpa paksaan. Dan jika donatur itu memutuskan berhenti, maka bisa langsung menghubungi divisi Supporter Care Unit yang akan melayani para supporter (donatur).

"Proses pemberhentian menjadi supporter bisa melalui email (supporterservices.id@greenpeace.org), melalui telepon (021) 7182858 atau datang langsung. Seperti Bagus Adithya Rama, juga telah mengirim email untuk melakukan pemberhentian," katanya.

(T.R021/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012