Jakarta (ANTARA) - Busan diketahui sebagai kota pelabuhan terbesar di Korea Selatan sekaligus kota dengan populasi terbanyak kedua di negara tersebut setelah Seoul.

Sebagai kota pelabuhan, Busan memiliki sejumlah pantai indah dengan gedung-gedung pencakar langit yang menghiasi pinggirannya, salah satunya adalah Pantai Haeundae. Di ujung Pantai Haeundae, ada Pulau Dongbaekseom yang tersohor akan keindahan dan kesejukan alamnya karena dipenuhi pohon pinus dan bunga kamelia.

Pulau itu juga memiliki Taman Dongbaek dan patung putri duyung setinggi 2,5 meter di dekat pantai yang dengan mudah dikunjungi banyak wisatawan dalam perjalanan ke pantai.

Patung putri duyung itu pertama kali dibuat pada 1974 dan ditempatkan di pulau Dongbaekseom namun rusak karena taufan Thelma pada 1987. Sisa patung bagian atas lalu disimpan di Museum Busan sedangkan patung baru dari perunggu setinggi 2,5 meter dan berat 4 ton dibuat pada 1989.

Menurut legenda, patung tersebut adalah patung Putri Hwangok (manik-manik topas) yang menyeberangi lautan dari negeri putri duyung bernama Naranda untuk menikahi Raja Eunhe dari Kerajaan Mugung. Namun sang putri sangat rindu dengan kampung halamannya, oleh sebab itu setiap bulan purnama dia keluar dan melihat bayangan negaranya dari kejauhan.
 
Patung putri duyung dari perunggu setinggi 2,5 meter di Pulau Dongbaekseom, Busan, Korea Selatan. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


Baca juga: Melihat "Santorini Korea" di Gamcheon

Baca juga: Mengenal sejarah Busan di Taman Taejongdae

Port of Busan

Kota Busan telah berkembang menjadi kota pelabuhan serta tuan rumah untuk industri-industri besar seperti pembangunan kapal, mobil, baja, elekstronik, bahan kimia, keramik dan kertas.

Memang pelabuhan Busan (Port of Busan) adalah pelabuhan pertama Korea yang pertama kali dibuka pada 1407.

Pelabuhan Busan juga menjadi satu-satunya kota pelabuhan yang tidak direbut Korea Utara selama perang Korea yang berlangsung pada 1950-1953. Setelah perang tersebut berakhir, pelabuhan Busan menjadi kota pelabuhan terpisah yang memiliki pemerintahan sendiri.

Pada 2021, pelabuhan Busan menempati posisi global ke-7 dalam peringkat arus peti kemas (throughput). Perhitungan tersebut berdasarkan kapasitas keluar masuk peti kemas yang dimiliki pelabuhan menggunakan satuan TEUs.

TEUs adalah satuan kapasitas kargo yaitu "twenty foot equivalent", unit yang merupakan satuan terkecil dalam ukuran peti kemas. Peti kemas ukuran 20 kaki (6,1 meter) yang merupakan ukuran standar disebut 1 TEUs. Peti kemas ukuran 40 kaki bisa disebut 2 TEUs

Pada 2020 dan 2019 "throughput" pelabuhan Busan tercatat masing-masing sebesar 21,59 dan 21,99 juta TEUs. Sebelum 2020, Busan berada pada posisi ke-6 sebagai Pelabuhan terbesar global, namun sejak 2020, posisinya digeser Pelabuhan Qingdao, China.

Meski sudah menempatkan diri di jajaran pelabuhan terbesar, tapi sejak 2011, pemerintah Korea Selatan giat membangun kembali (redevelopment) pelabuhan Busan. 

World Expo 2030

Tim divisi 2030 EXPO Bid Promotion Hwang Hyun Ki menyebut saat ini pemerintah kota Busan sedang mempersiapkan diri untuk memenangkan kompetisi sebagai tuan rumah World Expo 2030.

"Kami ingin menunjukkan ke dunia bagaimana Korea Selatan, khususnya Busan, bertransformasi dari daerah miskin menjadi negara dan kota yang memiliki teknologi tinggi sekaligus ramah lingkungan," kata Hwang Hyun Ki.
Divisi 2030 Expo Bid Promotion Hwang Hyun Ki menjelaskan rencana pembangunan pelabuhan Busan, Korea Selatan. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


Hwang menyampaikan hal tersebut saat menerima kunjungan "The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea" yaitu program bentukan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation yang diikuti oleh 9 jurnalis asal Indonesia.

Pemerintah Korsel mengajukan proposal sebagai tuan rumah World Expo 2030 pada Juni 2021

World Expo 2030 direncanakan berlangsung pada 1 Mei - 3 Oktober 2030 (184 hari). Bila Busan memenangkan "bid" tersebut maka lokasi pameran akan berlangsung di Busan North Port Area dengan tema "Transforming Our World, Navigating Toward a Better Future".

Dengan tema tersebut, Busan ingin menonjolkan yaitu sebagai kota yang ramah lingkungan dengan efektivitas penggunaan energi, kota berteknologi tinggi sekaligus menunjukkan kesejahteraan kota serta kota yang inklusif dan terbuka dengan berbagi pengalaman bagaimana Korea bertransformasi dari negara miskin pada 1950-an menjadi negara kekuatan ekonomi.

Pameran tersebut akan melibatkan 200 negara dengan perkiraan 50,5 juta pengunjung serta biaya penyelenggaraan hingga 4,9 triliun won (3,8 miliar dolar AS) namun dapat mendatangkan pemasukan hingga 5,6 triliun won (4,3 miliar dolar AS) sekaligus membuka 500 ribu lapangan pekerjaan.

"Seluruh pembangunan dibiayai pemerintah karena seluruh aset di pelabuhan ini adalah milik pemerintah, tapi operator yang mengoperasikan pelabuhan tentu dari swasta," ungkap Hwang.

Baca juga: Mengunjungi Jagalchi, salah satu pasar ikan terbesar Asia

Busan bersaing dengan empat kota lain untuk memenangkan World Expo 2030 yaitu Moskow (Rusia), Roma (Italia), Ukraina (Odessa) dan Riyadh (Arab Saudi).

Busan diketahui telah berhasil menjadi tuan rumah acara-acara internasional besar seperti Asian Games pada 2002, KTT APEC pada tahun 2005, KTT Peringatan ASEAN-Republik Korea pada 2019, hingga Kongres Dunia the International Federation of Freight Forwarders Associations (FIATA) pada 2022.

"Nantinya kami ingin menunjukkan Korea Selatan sebagai negara pertama yang melakukan pembangunan berkelanjutan baik secara khusus di satu gedung maupun secara general di kota," tambah Hwang.

Harapannya, Korsel dapat mendapatkan citra baru sekaligus meningkatkan pariwisata.
Suasana Pantai Haeundae, Busan, Korea Selatan. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


"Di sebelah sana misalnya akan dibangun gedung pertunjukkan seperti 'Sydney Opera House', kata Hwang dari anjungan kapal di pelabuhan Busan menunjuk proses pembangunan satu bangunan.

Rencananya, pengumuman tuan rumah World Expo 2030 akan dilakukan pada Januari 2024

"Untuk menggaet perhatian publik, termasuk publik internasional, kami menunjuk bintang Squid Games Lee Jung Jae sebagai duta promosi World Expo Busan 2030," ungkap Hwang.

Pembangunan pelabuhan

Menurut rencana Kementerian Kelautan dan Perikanan Korsel, pembangunan Busan North Port Area saat ini sudah memasuki tahap ketiga (2021-2030). Proyek pembangunan kembali pelabuhan sedang berlangsung untuk mengubah area pelabuhan lama dan tidak aktif lagi menjadi wilayah industri, permukiman maupun komersial.
Proses pembangunan Busan North Port di Busan, Korea Selatan. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


Pemerintah Busan menyebut dalam rencana tersebut tetap memastikan akses publik ke pelabuhan dan mengharuskan kawasan tepi laut menjadi area publik yang terbuka bagi siapa saja.

Busan North Port Area rencananya akan terbagi menjadi 19 area, 14 di antaranya adalah pelabuhan. Total biaya yang diperlukan untuk pembangunan tersebut adalah 6,8 triliun won (sekitar 5,31 miliar dolar AS) dengan total investasi termasuk pembangunan fasilitas mencapai 51 triliun won (sekitar 39,86 miliar dolar AS).

Ke-19 proyek tersebut akan dibagi menjadi tiga jenis yaitu industri maritim, pusat kota, dan peningkatan kehidupan dan budaya lokal.

Nantinya akan didirikan fasilitas Industri, pariwisata dan budaya, hingga pembuangan sampah di kawasan itu sehingga juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal.

Kawasan pelabuhan lama seperti Pelabuhan Guryongpo akan diregenerasi untuk meningkatkan fungsi sebagai lokasi serba guna untuk memenuhi kebutuhan budaya dan pariwisata masyarakat setempat.
Suasana penjualan ikan di pinggir pantai Haeundae, Busan, Korea Selatan. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)


Dengan rencana tersebut, diharapkan dapat merevitalisasi ekonomi lokal dengan perputaran uang hingga 5,9 triliun won (sekitar 4,58 miliar dolar AS) atau mencapai 90 triliun won (69,89 miliar dolar AS) bila fasilitas tersebut sudah terbangun. Dengan pembangunan kembali itu diperkirakan akan memunculkan 7 ribu jenis usaha yang dapat menghasilkan 4,4 triliun won hasil produksi.

Selanjutnya akan ada penciptaan sekitar 40 ribu lapangan kerja dalam pembangunan konstruksi dan 630 ribu pekerjaan bila konstruksi sudah selesai ditambah 25 ribu pekerjaan bila fasilitas benar-benar sudah beroperasi.

Bila pelabuhan sudah selesai, ditargetkan dapat menampung 19,6 miliar ton kargo dan menghasilkan insentif 83 triliun won.

Kementerian Kelautan dan Perikanan Korsel menetapkan tiga strategi dalam pembangunan kembali pelabuhan Busan yaitu pertama melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat setempat karena sesungguhnya dampak keberhasilan pembangunan akan langsung dirasakan oleh pemerintah dan warga setempat.

Strategi kedua adalah mengembangkan sistem yang mengelompokkan dan mempercepat proyek sehingga tidak lagi membutuhkan pihak ketiga dalam pelaksanaan proyek. Strategi ketiga adalah pembangunan pelabuhan perikanan seperti di Gunsan dan Ulsan.

Tahun 2030 "tinggal" 8 tahun, lalu akan jadi seperti apa kota Busan dalam satu windu mendatang?

Baca juga: Busan Tourism Organization rilis video promosi Busan Tour

Baca juga: BIFF tawarkan pengalaman menonton film di atas papan dayung

Baca juga: Kunjungi Gamchoen Busan, Jokowi: Bisa jadi inspirasi Kepala Daerah

Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022