Jakarta (ANTARA) - Lembaga filantropi Dompet Dhuafa akan mendistribusikan sekitar 40 ribu ekor hewan kurban ke wilayah 3T (Terpencil, Tertinggal, dan Terluar) di Indonesia serta beberapa wilayah di luar negeri pada Idul Adha 1443 Hijriah/2022 Masehi.

"Hari kurban ini adalah hari kebahagiaan masyarakat Muslim di Indonesia. Maka daging ini harus bisa terdistribusikan dengan baik bagi mereka yang membutuhkan," ujar Ketua Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa Dian Mulyadi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan 40 ribuan hewan kurban ini akan dipasok oleh sentra ternak yang berada di bawah binaan Dompet Dhuafa dan tersebar di 12 provinsi. Sebanyak 12 sentra ternak itu berada di Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

Lewat masing-masing sentra ternak itu, hewan kurban akan didistribusikan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan didasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS).

Baca juga: Bandarlampung larang hewan kurban masuk dari daerah terjangkit PMK

Selain itu, distribusi lewat sentra ternak itu dapat mengurangi lalu lintas hewan kurban di tengah-tengah pembatasan akibat wabah penyakit kuku dan mulut (PMK).

"Jadi hewan kurban akan terjaga kesehatannya karena tidak melakukan perjalanan jauh. Dompet Dhuafa siap membantu masyarakat untuk berkurban dan membantu roda ekonomi para peternak di sejumlah daerah. Sehingga ekonomi para peternak tetap berputar meski wabah PMK terus membayangi para peternak tersebut," kata dia.

Di samping itu, pemerataan distribusi hewan kurban dapat mereduksi kesenjangan konsumsi daging, sebab dari data yang diperoleh Dompet Dhuafa, Pulau Jawa menjadi wilayah dengan distribusi daging kurban terbanyak ketimbang wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Padahal banyak wilayah di luar Pulau Jawa yang justru lebih membutuhkan.

"Potensi kurban Indonesia tidak terdistribusi secara merata, hal ini mencerminkan kesenjangan pendapatan antar wilayah di Indonesia. Distribusi daging di sumber dagingnya sendiri kurang. Upaya semacam ini diharapkan untuk pemerataan konsumsi daging," kata dia.

Perihal ancaman penyakit kuku dan mulut, Dompet Dhuafa rutin melakukan pemantauan langsung ke sentra-sentra peternakan binaan. Hewan-hewan diperiksa kesehatannya, termasuk sterilisasi kandang secara berkala.

"Kami melibatkan banyak mitra dari Dinas Kesehatan Hewan serta dokter-dokter hewan, untuk ikut terlibat dalam melakukan pemeriksaan hewan kurban di kandang-kandang kami, agar menjadi jaminan bagi para pekurban donatur Dompet Dhuafa," kata dia.

Baca juga: Kementan sebut stok hewan kurban surplus 391 ribu ekor
Baca juga: Kemenag gelar sidang isbat penetapan Idul Adha pada 29 Juni
Baca juga: MUI Depok: Hewan kurban bergejala berat PMK tidak sah

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022