Makassar (ANTARA) - Jamaah calon haji (JCH) Kloter 1 Embarkasi Makassar berjumlah 392 orang bertolak ke Arab Saudi untuk menjalani ibadah setelah melakukan serangkaian pemeriksaan lanjutan saat mondok di asrama haji.

Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Khaeroni di Makassar, Jumat, mengatakan semua jamaah calon haji yang memenuhi persyaratan telah diberangkatkan ke tanah suci.

"Selama di asrama haji, mereka menjalani pemeriksaan terakhir sebelum diterbangkan ke tanah suci karena sebelum masuk pemondokan juga sudah dilakukan pemeriksaan seluruh administrasi, kesehatan dan lainnya di daerah masing-masing," ujarnya.

Sebanyak 392 calon haji itu, mereka berasal dari tiga daerah yakni Makassar, Parepare dan Soppeng. Dari Kota Makassar sebanyak 209, Kota Parepare 61 dan Kabupaten Soppeng sebanyak 119 termasuk 1 orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), 1 orang Tim Pembimbing Ibadah Haji (TPIHI) serta 2 orang Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dengan total 393 orang.

Baca juga: Sri Yuniarsih jadi calon haji termuda Kloter I Embarkasi Makassar

Baca juga: Embarkasi Makassar sudah siap berangkatkan jamaah haji


Adapun satu orang diantaranya berjenis kelamin perempuan berusia 50 tahun harus menunda perjalanannya ke tanah suci karena terindikasi terpapar COVID-19 dan harus melakukan isolasi mandiri selama lima hari.

"Jumlah keseluruhan itu 393 orang JCH tapi karena ada informasi jika satu orang terindikasi terpapar COVID-19 sehingga harus menunda sementara keberangkatannya," katanya.

Pelepasan jamaah haji kloter pertama itu dilakukan oleh Sekda Sulsel Abdul Hayat Gani mewakili Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.

"Kami selalu mengawal para jamaah dalam melaksanakan ibadah haji sehingga dengan layanan yang terbaik, bapak ibu dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik pula. Kami harapkan bisa mengedepankan kedisiplinan terutama disiplin menjaga kesehatan. Sehat kembali ke tanah air dan menjadi haji mabrur," tuturnya.

Dirjen PHU Kemenag Hilman Latif yang hadir pada pelepasan perdana itu mengatakan bahwa Jamaah haji tahun ini adalah orang istimewa karena pemberangkatan ibadah setelah dua tahun tidak pernah dilaksanakan.

"Tidak mudah melaksanakannya. Untuk tahun ini bukan hanya masa pandemi tetapi berbagai hal harus kita hadapi terutama untuk perbaikan layanan di tanah suci," katanya.

Kalau kita hitung, biaya jamaah haji untuk Sulsel di atas Rp100 juta tahun ini, kata dia, tetapi jamaah hanya membayar Rp38 juta. "Lebihnya tanggung jawab kami karena kami yang mengantarkan bapak dan ibu ke tanah suci," ucap dia menambahkan.

Hilman Latif menegaskan agar jamaah bisa menjaga nama baik bangsa dan negara terutama Sulawesi Selatan.

"Jangan lakukan hal-hal yang tidak terpuji. Kita bisa selfie tetapi jangan membawa poster karena bisa bisa ditangkap dan berbulan-bulan prosesnya. Hal sepele tetapi karena kebiasaan kita bawa spanduk, poster seperti naik umrah," katanya.

Anggota Komisi VIII DPR Samsu Niang menjelaskan bahwa fasilitas jamaah haji selama di tanah suci telah ditambahkan dan terus diperbaiki berikut pelayanan makanan dan transportasi.

"Masa pemberangkatan haji 41 hari dengan makan tiga kali sehari, di mana menu makanan dibagi tiga zona, zona barat, tengah dan timur sesuai dengan lidah jamaah seperti di tanah air. Begitu pula dengan layanan transportasi yang semuanya baru dan telah disiapkan," ucapnya.*

Baca juga: JCH termuda di Sulsel dari kabupaten Sinjai

Baca juga: Kemenag sebut estimasi daftar tunggu haji Luwu Timur-Sulsel 30 tahun

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022