Jakarta (ANTARA News) - Pertemuan antara Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Boediono, dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS), Condoleezza Rice, di Gedung Departemen Keuangan Jakarta, Selasa, membahas berbagai hal, mulai soal investasi, Aceh hingga kasus flu burung. Boediono usai pertemuan yang berlangsung selama sekitar satu jam itu menjelaskan, Rice mendukung pengembangan investasi di Indonesia dengan adanya paket kebijakan perbaikan iklim investasi. "Kita minta dukungan mereka supaya pebisnis mereka didorong untuk memperhatikan Indonesia lebih banyak daripada masa sebelumnya," katanya. Menurut dia, masuknya investasi merupakan masalah kompetisi untuk mendapatkan perhatian dari negara-negara besar. Sementara itu, mengenai masalah flu burung, pemerintah RI menyampaikan berbagai langkah yang telah dilakukan dan rencana selanjutnya. "Mungkin Pak Ical akan mencari peluang-peluang untuk mendapatkan dukungan guna pelaksanaan berbagai program berkaitan dengan penanganan wabah flu burung," katanya. Pak Ical yang dimaksud Boediono adalah Menko Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Aburizal Bakrie. Sedangkan, mengenai masalah Aceh, Menlu Condolleeza menanyakan perkembangan pemulihan kondisi, termasuk proses rekonstruksi dan rehabilitasinya, pasca-tsunami 2004. "Beliau memberi pujian kepada Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh yang dipimpin Pak Kuntoro Mangkusubroto," kata Boediono. Ketika ditanya pers, bagaimana tanggapan AS terhadap paket kebijakan perbaikan dan iklim investasi, Boediono mengatakan, Menlu AS adalah tokoh politik global sehingga fokusnya tidak pada masalah teknis investasi. Menurut Boediono, masalah pengamanan investasi AS di Indonesia, seperti di PT Freeport, dan PT ExxonMobil, juga tidak dibahas secara spesifik. Dalam pertemuan tersebut, Menko Perekonomian didampingi oleh Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkeu Sri Mulyani, Mentan Anton Apriyantono, Mendag Mari Elka Pangestu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M.Lutfi, dan Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh, Kuntoro Mangkusubroto. Sementara itu, Anton Apriyantono mengatakan, Pemerintah AS tidak menyebutkan bahwa mereka akan memberikan bantuan kepada Indonesia karena sebelumnya kita telah menerima bantuan dari AS. "Mereka tidak bicarakan karena kita sudah mendapat bantuan. Misalnya di bidang pertanian saja melalui FAO secara tidak langsung, yaitu membantu membentuk LDCC (Local Disease Control Center)," kata Mentan Sedangkan, Kuntoro Mangkusubroto mengatakan, dirinya menyampaikan bahwa dari 7,1 miliar dolar AS bantuan yang ditawarkan untuk pembangunan Aceh pada tahun 2005, sebesar 4,6 miliar dolar AS sudah dipastikan untuk Aceh. Menlu AS, kata Kuntoro, dalam kesempatan tersebut memuji kinerja BRR Aceh yang baru didirikan sekira 10 bulan sudah mendapatkan dana bantuan 4,6 miliar dolar AS dari komitmen 7,1 miliar dolar AS. "Itu yang saya sampaikan, dan mereka menilai itu adalah hal yang baik," demikian Kuntoro. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006