Jambi (ANTARA) - Sejumlah anak rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi minta kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini seragam sekolah dan sepeda yang akan mereka gunakan untuk mengejar ilmu di sekolah yang jaraknya dari tempat tinggal mereka cukup jauh.

Hal itu yang mereka sampaikan pada puncak acara peringatan Hari Anak Nasional yang diikuti secara daring (online), Senin.

Seorang anak rimba bernama Bedugo (9) minta seragam sekolah dan sepeda kepada Menteri Risma yang disampaikan via daring pada puncak acara yang digelar di Lapangan KKI Warsi di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi.

Rangkaian kegiatan Hari Anak Nasional (HAN) dihadiri oleh anak-anak dari sejumlah daerah di Indonesia, seperti anak di Suku Badui Banten, Suku Laut Pulau Bertam Kepulauan Riau, Suku Asmat Papua Kota Kecil Wini Timur Tengah Utara, pengungsi Majene Sulawesi Barat dan anak-anak rimba di Jambi.

Baca juga: Warsi dan Kemendikbud beri pelatihan kerajinan rotan untuk Orang Rimba

Baca juga: Pangan dari "tano behuma" Orang Rimba


Kegiatan secara nasional itu dipusatkan di Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Untuk pertama kalinya, anak-anak rimba dari Kelompok Tumenggung Ngrip dan Tumenggung Ngelembo ikut serta dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN).

Dalam acara itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini menyapa seluruh anak-anak nusantara yang hadir dan mengucapkan selamat hari anak, dia juga menanyakan apa yang menjadi kebutuhan anak-anak untuk meraih masa depan yang lebih baik.

"Halo, anak-anak di Jambi, orang rimba, apa kabar kalian? coba disampaikan pada ibu apa harapan kalian," kata Tri Rismaharini yang menyapa anak-anak ini melalui 'zoom meeting'.

Mereka tidak menduga bahwa Ibu Menteri akan menyapa mereka secara langsung. Dengan dibantu oleh pendamping dari KKI Warsi, Jauharul Maknun untuk menerjemahkan apa yang ditanyakan oleh ibu menteri kepada mereka.

"Halo Bu Menteri, kami anak rimba di Jambi berterima kasih atas bantuannya, kami juga ingin meminta bantuan seragam sekolah dan sepeda," kata Bedugo, siswa kelas 1 SDN 191 Pematang Kabau yang sebelumnya bersekolah di dalam Taman Nasional Bukit Dua Belas bersama guru-guru Warsi.

Menteri Tri Rismaharini langsung mengiyakan untuk seragam sekolah, tetapi dia sempat bertanya kembali perihal permintaan anak rimba tersebut mengenai sepeda, mengingat mereka yang tinggal di dalam hutan akan sangat sulit jika menggunakan sepeda.

Namun anak-anak rimba meminta sepeda karena ingin menggunakan sepeda tersebut untuk berangkat ke sekolah yang jaraknya dari tempat tinggal mereka cukup jauh.

Selama ini, anak-anak rimba mengikuti pelajaran sekolahnya dengan sistem kelas jauh, adakalanya mereka juga diharuskan ke sekolah yang ditunjuk pemerintah sebagai sekolah induk dan digabungkan dengan pendidikan yang diberikan KKI Warsi melalui pendidikan alternatif dengan empat topik pembelajaran, yaitu membaca, menulis, dan menghitung, serta kecakapan hidup.

Sementara itu guru rimba dari KKI Warsi Jauharul Maknun mengatakan orang rimba merasa diperhatikan oleh pemerintah salah satunya orang rimba dilibatkan dalam peringatan HAN 2022. Mereka diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan anak-anak dari Sabang sampai Merauke melalui aplikasi 'zoom meeting'.

"Apalagi Kemensos terus mengembangkan berbagai inisiatif untuk mendukung orang rimba dan saat ini Kemensos juga sudah membangun pusat komintas untuk kegiatan belajar bagi orang rimba di Sungai Terap," kata Maknun.*

Baca juga: Orang rimba kehilangan budaya

Baca juga: Batanghari usulkan ke Kemensos Tahura jadi permukiman orang rimba
 

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022