Rubel diperdagangkan 2,6 persen lebih lemah pada 62,18 terhadap dolar AS
Moskow (ANTARA) - Rubel jatuh menuju 63 terhadap dolar pada awal perdagangan Rabu, mencapai posisi terendah lebih dari dua bulan dan pasar saham Rusia merosot sekitar 10 persen pada pembukaan saat Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi militer pertama negara itu sejak Perang Dunia Kedua.

Putin mengatakan dia telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi parsial, yang secara signifikan meningkatkan apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina, dan memperingatkan bahwa Moskow akan merespons dengan kekuatan seluruh persenjataannya jika Barat melanjutkan apa yang disebutnya sebagai "nuclear blackmail".

Pada pukul 07.08 GMT, rubel diperdagangkan 2,6 persen lebih lemah pada 62,18 terhadap dolar, setelah merosot sejauh 62,7975, titik terlemahnya sejak 7 Juli, dikutip dari Reuters.

Mata uang Rusia telah kehilangan 1,7 persen menjadi diperdagangkan pada 61,61 terhadap euro dan merosot 1,5 persen terhadap yuan menjadi 8,776.

Indeks saham Rusia jatuh, dengan raksasa energi Rosneft dan Gazprom pada satu titik kehilangan sekitar 12 persen.

Indeks MOEX berbasis rubel mencapai titik terendah sejak 24 Februari, hari di mana Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina. Indeks MOEX jatuh 5,5 persen menjadi diperdagangkan di 2.094,5 poin, sebelumnya mencapai level terendah 2.002,73 poin.

Indeks RTS dalam denominasi dolar tergelincir 8,0 persen menjadi diperdagangkan di 1.061,9 poin, titik terendah sejak 27 April.

Baca juga: Rubel Rusia pangkas kenaikan setelah tertinggi 1 bulan terhadap dolar
Baca juga: Rubel melemah, saham Rusia stabil jelang data rilis inflasi AS
Baca juga: Rubel melemah saat Bursa Moskow luncurkan kembali sesi pagi valas

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022