Jakarta (ANTARA) - Pakar telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung menilai analog switch-off (ASO) berpotensi bermanfaat untuk pemerataan jaringan telekomunikasi di Indonesia.

"Tujuan utama ASO adalah frekuensi 700MHz bermanfaat bagi masyarakat banyak," kata Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi ITB Ian Joseph kepada ANTARA, Kamis.

Migrasi siaran televisi terestrial dari analog ke digital atau ASO sedang berlangsung di berbagai wilayah siaran di Indonesia. ASO, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dijadwalkan selesai pada 2 November 2022.

Jika ASO sudah selesai sepenuhnya, Indonesia akan mendapatkan dividen digital pada pita frekuensi 700MHz, yang selama ini digunakan untuk siaran televisi analog, sebesar 112MHz.

Secara teknis, penyedia layanan seluler menggunakan spektrum frekuensi radio rendah untuk cakupan wilayah yang luas, biasanya pada rentang 800-900MHz. Semakin rendah spektrum frekuensi, daya jangkau menjadi lebih luas, namun, kapasitas (bandwidth) kecil.

Sebaliknya, semakin tinggi spektrum frekuensi, daya jangkau lebih sempit, namun, kapasitas lebih besar. Jika menggunakan spektrum frekuensi 700MHz, maka lebih banyak wilayah yang bisa terjangkau oleh jaringan telekomunikasi dan semakin banyak masyarakat yang bisa mengakses layanan seluler.

Ketika ASO selesai, pemerintah bisa mengadakan lelang untuk penggunaan pita frekuensi 700Mhz dividen digital yang didapatkan dari migrasi itu.

Menurut Ian, jika pemenang lelang diberi kewajiban membangun infrastruktur di daerah yang selama ini tidak terjangkau sinyal dan daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), manfaatnya akan sangat terasa bagi pemerataan jaringan telekomunikasi.

"Daerah pelosok pun bisa dijangkau (jaringan telekomunikasi)," kata Ian.

Manfaat lain yang dirasakan langsung oleh masyarakat dengan program ASO adalah kualitas dan konten siaran. Gambar dan suara pada siaran digital jauh lebih jernih dibandingkan siaran analog.

Siaran digital juga berpotensi menyajikan lebih banyak konten berkat efisiensi penggunaan spektrum frekuensi radio.

Pada siaran digital, satu frekuensi bisa digunakan hingga belasan kanal. Sementara pada siaran analog, satu frekuensi untuk satu kanal.

Kemunculan kanal-kanal ini bisa mendorong pertumbuhan dan distribusi konten siaran televisi, terutama untuk konten lokal.

Baca juga: Asosiasi pastikan siaran digital gratis

Baca juga: Distribusi STB untuk TV digital di Jabodetabek terus berjalan

Baca juga: Kemenkominfo resmi umumkan ASO Jabodetabek ditunda jadi 2 November


 

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022