Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) mulai merintis kembali latihan militer bersama, terutama pasukan khusus kedua negara, setelah sempat terhenti akibat embargo yang dijatuhkan AS terhadap Indonesia menyusul isu pelanggaran HAM berat di Timor-Timur (Timtim) pada 1999. "Secara bertahap, kita akan kembali melakukan latihan bersama," kata Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Syaiful Rizal kepada ANTARA, usai menerima kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, Kamis sore. Ia mengatakan, kesepakatan itu tercetus dalam Pacific Area Special Operation Conference (PASOC) 2006, yang berlangsung 3-8 April di Hawaii, AS, dimana Kopassus kembali ikut serta setelah sebelumnya sempat absen bersamaan dengan embargo militer AS terhadap RI pada 1999. "Kerjasama militer, terutama antara Kopassus dengan pasukan khusus AS, telah lama berjalan baik, hanya saja sempat terhenti akibat embargo yang diberlakukan AS," katanya. Syaiful mengatakan, kerjasama antara pasukan kedua negara itu kembali akan ditingkatkan termasuk dalam bentuk latihan bersama, yang akan diselenggarakan tahun depan. Latihan bersama itu, tambah dia, akan mempererat kembali kerjasama militer kedua negara yang kini berangsur membaik, pasca pencabutan embargo pada pertengahan November 2005. Tentang fokus latihan bersama yang akan dilakukan, Syaiful mengatakan, dimulai dalam bentuk gladi posko yang menekankan pada peningkatan kemampuan prajurit administrasi operasi. "Jadi belum dalam bentuk latihan bersama yang melibatkan banyak pasukan di lapangan. Secara bertahap lah itu kita lakukan," katanya, menambahkan. Syaiful mengemukakan, keikutsertaan kembali TNI, khususnya Kopassus dalam PASOC 2006, membuktikan bahwa kerjasama militer antara RI dan AS sudah berangsur pulih dan makin membaik menyusul pencabutan embargo pada November 2005. Pertemuan tahunan PASOC yang tahun ini diadakan 3-8 April 2006 di Hawaii, AS merupakan forum untuk saling bertukar pengalaman, melalui latihan bersama dan berbagai informasi, khususnya yang berkaitan dengan operasi khusus dalam menghadapi aksi terorisme.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006