Singapura (ANTARA) - Sterling naik tipis pada awal perdagangan Asia pada Senin, menyusul pembalikan sebagian rencana ekonomi pemerintahnya oleh Perdana Menteri Inggris Liz Truss, sementara yen terjepit di dekat level terendah 32-tahun karena pasar menunggu tanda-tanda intervensi dari otoritas Jepang.

Pound sterling naik 0,6 persen menjadi 1,1245 dolar, setelah Truss pada Jumat (14/10/2022) mengatakan pajak perusahaan Inggris akan naik menjadi 25 persen mulai April tahun depan alih-alih mempertahankan di 19 persen sebagai bagian dari "anggaran mini" awal pemerintahnya.

Berita itu muncul beberapa jam setelah dia memecat mantan Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng, dengan Jeremy Hunt menggantikannya.

Hunt, mantan Menteri Luar Negeri dan Kesehatan, telah berjanji untuk memenangkan kembali kredibilitas ekonomi Inggris dengan sepenuhnya memperhitungkan pajak dan rencana pengeluaran pemerintah, sambil bersikeras bahwa bosnya Liz Truss tetap bertanggung jawab atas negara itu.

Anggota parlemen Inggris akan mencoba untuk menggulingkan Truss minggu ini meskipun Downing Street memperingatkan bahwa hal itu dapat memicu pemilihan umum, Daily Mail melaporkan.

Baca juga: Sterling jatuh karena gejolak Inggris meningkat, dolar melonjak

Semua mata sekarang tertuju pada bagaimana pasar obligasi Pemerintah Inggris akan diperdagangkan, setelah Bank Sentral Inggris (BoE) pada Jumat (14/10/2022) mengakhiri dukungan pasar obligasi daruratnya.

"Jika kita melihat lonjakan imbal hasil obligasi, maka itu akan menunjukkan bahwa pasar tetap sangat skeptis tentang keberlanjutan utang di Inggris," kata Carol Kong, Ahli Strategi Mata Uang Commonwealth Bank of Australia (CBA).

"Saya pikir sterling kemungkinan akan tetap sangat fluktuatif minggu ini."

Sementara itu yen terakhir menguat 0,2 persen pada 148,48 per dolar, tetapi tetap tidak jauh dari level terendah 32-tahun di 148,86 yang dicapai pada Jumat (14/10/2022), didukung oleh kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS dan dolar yang melonjak.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya termasuk yen, menguat di 113,02.

Deputi gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) Masazumi Wakatabe mengatakan pada Sabtu (15/10/2022) bahwa fluktuasi yen baru-baru ini "jelas terlalu cepat dan terlalu berat sebelah", sementara Diplomat Mata Uang Utama Masato Kanda juga mengisyaratkan bahwa negara itu akan dengan tegas menanggapi setiap fluktuasi mata uang yang berlebihan.

Baca juga: Sterling naik setelah Inggris batalkan pemotongan pajak, dolar jatuh

“Mengingat bahasa kuat yang kami dengar dari berbagai pejabat pemerintah, saya pikir risikonya sangat tinggi bahwa kita akan segera melihat intervensi BoJ lainnya,” kata Kong dari CBA.

Jepang bulan lalu melakukan intervensi membeli yen untuk pertama kalinya sejak 1998, setelah BoJ terjebak dengan suku bunga yang sangat rendah, yang mendorong penurunan yen menjadi 145,90 per dolar.

Euro naik 0,26 persen menjadi 0,9748 dolar, sementara dolar Australia dan Selandia Baru sedikit melambung dari kerugian baru-baru ini.

Aussie naik 0,35 persen pada 0,6225 dolar AS, sementara kiwi naik tipis 0,23 persn menjadi 0,5575 dolar AS, setelah keduanya jatuh ke posisi terendah baru 2,5 tahun minggu lalu.

Yuan di pasar internasional terakhir dibeli 7,2150 per dolar.

Mengawali Kongres Partai Komunis pada Minggu (16/10/2022), Presiden China Xi Jinping menyerukan percepatan pembangunan militer kelas dunia sambil menggembar-gemborkan perang melawan COVID-19, saat ia menegaskan kembali validitas kebijakan nol-COVID China.

Baca juga: China akan longgarkan aturan masuk bagi wisman tertentu

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022