Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPD RI Agustin Teras Narang mengatakan Taman Nasional Sebangau di Provinsi Kalimantan Tengah perlu membangun infrastruktur pendukung sebagai kawasan pariwisata ekologis guna meningkatkan perekonomian daerah.

"Sekarang ini yang perlu diperhatikan adalah membangun infrastruktur pendukung yang menjadikan kawasan ini sebagai kawasan ekologis sekaligus pengungkit perekonomian daerah," kata Teras di Palangka Raya, Jumat.

Informasi itu didapat Teras saat mengadakan reses ke Balai Taman Nasional Sebangau, Kamis (20/10) dan bertemu dengan Kepala Balai Taman Nasional Sebangau Andi Muhammad Kadhafi yang menyebutkan gambut di TN Sebangau merupakan terluas nomor dua di Indonesia setelah Papua dan jenis gambut terbanyak di dunia.

Baca juga: BPDASHL Kahayan salurkan 52.520 bibit pohon untuk pulihkan TN Sebangau

Menurut Teras, pengembangan Taman Nasional Sebangau dapat juga menjadi museum alam gambut sekaligus sebagai pusat edukasi dan wisata alam yang memberikan kontribusi ekonomi bagi masa depan Indonesia, khususnya daerah setempat.

"Ini saatnya membangun kolaborasi perlindungan ekologi dan peningkatan ekonomi daerah. Termasuk membangun ekonomi hijau yang tidak meninggalkan masalah besar bagi anak cucu kita di masa depan," kata Teras Narang.

Kepala Balai Taman Nasional Sebangau Andi Muhammad Kadhafi menyebut, Indonesia memiliki lahan gambut terluas kedua di dunia setelah Brasil. Area lahan gambut Indonesia disebut mencapai sekitar 22,5 juta hektare, sehingga mampu menyerap 30 persen karbon dunia.

Baca juga: TN Sebangau Perlu Perlindungan

Dari luasan wilayah gambut di Indonesia, Kalteng menempati posisi kedua luasan lahan gambut setelah Papua. Taman Nasional Sebangau luasnya mencapai 537.375 hektare atau lebih dari 20 persen total area gambut tropika di Kalteng.

"Hanya saja, menjaga dan merawat Taman Nasional Sebangau relatif berat, karena ada berbagai tantangan, yakni kebakaran hutan, illegal logging, dan konflik tenurial atau kepentingan pembangunan ilegal," katanya.

Selain mengatasi berbagai tantangan tersebut, Balai Taman Nasional Sebagau juga berkeinginan areal ini mesti bermanfaat dalam pemeliharaan lingkungan, sekaligus menjadi daya tarik bagi para peneliti, pendidikan maupun wisata.

Baca juga: WWF Tawarkan Manajemen Kolaboratif TN Sebangau

"Di wilayah ini juga dikolaborasikan upaya pengelolaan kawasan untuk kesejahteraan masyarakat, termasuk pencegahan kebakaran lahan yang selalu jadi tantangan di Kalteng. Di sekitar Taman Nasional Sebangau setidaknya ada 39 desa yang terdiri dari 30 desa asli dan sembilan desa transmigrasi. Semua desa itu kami libatkan dalam kolaborasi ini," demikian Andi.

Pewarta: Kasriadi/Jaya W Manurung
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022