Jakarta (ANTARA) - Direktur Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) Tipri Rose Kartika mengatakan, banyak lulusan kampus tersebut yang terserap karena lulusannya sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan dunia industri.

“Sebagian besar lulusan Polimedia telah diijon oleh dunia industri, bahkan sebelum mereka diwisuda,” ujar Tipri dalam wisuda Polimedia yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Polimedia buat penelitian pengawet makanan dari nata de coco

Polimedia mewisuda sebanyak 1.007 lulusan, dengan mengangkat tema “Polimedia Bangga”. Wisuda tersebut merupakan pertama kalinya, Polimedia meluluskan program sarjana terapan (D4) dengan jumlah sebanyak 58 orang.

Sebanyak 58 sarjana terapan tersebut juga sudah diijon oleh industri sebelum lulus.

Baca juga: Polimedia Jakarta pamerkan karya mahasiswa pada Dies Natalis ke-14

“Ini membuktikan bahwa keahlian yang dimiliki oleh lulusan Polimedia benar-benar sesuai dengan kebutuhan industri akan tenaga kerja,” kata dia.

Selain itu, hasil penelusuran dari kampus juga menunjukkan angka keterserapan yang mencapai 70 persen. Jumlah itu meningkat delapan persen dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut dia, hal itu juga berkaitan dengan bonus demografi yang dialami Indonesia.

Baca juga: Polimedia terima 1.417 mahasiswa baru

Kemudian, sebanyak enam persen lulusan yang berwirausaha, enam persen melanjutkan studi dan sisanya tidak bekerja karena alasan menikah atau sakit.

“Dalam hal ini, perguruan tinggi berperan dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan berdaya saing,” imbuh dia.

Baca juga: Polimedia mulai perkuliahan tatap muka pada Tahun Akademik 2022/2023

Dia mengingatkan bahwa saat ini kita dihadapkan pada fenomena disrupsi yang merupakan situasi pergerakan suatu hal yang tak lagi linier, terjadi perubahan-perubahan masif yang mengubah sistem dan tatanan yang lebih baru.

Era disrupsi itu memiliki ciri yang dapat dijelaskan melalui VUCA yakni Volatility (perubahan yang masif, cepat, dengan pola yang sulit tertebak), Uncertainty (perubahan yang cepat menyebabkan ketidakpastian), Complexity (terjadinya kompeksitas hubungan antar factor) dan Ambiguity (kekurangjelasan arah perubahan yang menyebabkan ambiguitas).

Baca juga: Kuota mahasiswa baru Polimedia pada 2022 sebanyak 2.080

Oleh karena itu, setiap individu dituntut untuk merespon keadaan tersebut dan beradaptasi dengan cepat juga dituntut untuk kreatif dengan peluang-peluang baru.

“Untuk menggali peluang dan menghadapi tantangan yang dinamis ini diperlukan pembelajaran secara terus menerus,” imbuh dia. ***3***

Baca juga: Polimedia lakukan transformasi pendidikan tinggi vokasi melalui Bangga
Baca juga: Kampus wirausaha "Polimedia" target cetak lebih banyak entrepreneur


Pewarta: Indriani
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022