Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mencari pengalaman di dunia nyata
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan hasil analisa menunjukkan bahwa mahasiswa yang berkegiatan di luar kampus dapat pekerjaan lebih cepat dan gaji pertama yang lebih besar.

“Ini baru awal kita melakukan analisa, yang mana mahasiswa yang berkegiatan di luar kampus mendapatkan pekerjaan lebih cepat dan gaji pertama yang lebih besar,” ujar Nadiem dalam kegiatan Festival Kampus Merdeka di Pulau Serangan, Bali, Senin.

Dari data awal, pengalaman mahasiswa mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menurunkan secara pesat waktu tunggu mahasiswa mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

Jika rata-rata nasional untuk mendapatkan pekerjaan membutuhkan waktu empat bulan, namun dengan mengikuti pertukaran mahasiswa turun masa tunggunya menjadi 2,8 bulan. Kemudian yang mengikuti magang bersertifikat waktu tunggunya 1,1 bulan, dan yang mengikuti IISMA menjadi 0,3 bulan.

Baca juga: Kebijakan merdeka belajar kampus merdeka selaras program PNJ
Baca juga: Universitas Groningen kagum dengan fleksibilitas Kampus Merdeka

Sementara untuk gaji pertama setelah lulus, secara nasional adalah 0,72 kali dari UMP, namun dengan mengikuti program MBKM jauh lebih tinggi, yakni pertukaran mahasiswa nasional 1,43 kali UMP, magang bersertifikat 1,78 kali UMP dan IISMA yakni 1,88 kali UMP.

“Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mencari pengalaman di dunia nyata. Terima kasih kepada para pemangku kepentingan yang saling bersinergi untuk menyukseskan pelaksanaan kebijakan Kampus Merdeka,” kata Nadiem lagi.

MBKM yang diluncurkan pada tahun 2020 menjadi salah satu upaya Kemendikbudristek dalam mentransformasi pendidikan tinggi di Indonesia.

Mahasiswa kini didukung penuh untuk menjalankan delapan jenis kegiatan belajar di luar kampus seperti membangun desa, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, penelitian, pertukaran pelajar, kampus mengajar atau asistensi mengajar, melakukan studi atau proyek independen, dan magang atau praktik kerja.

“Kampus Merdeka telah diikuti oleh lebih dari 420.000 mahasiswa baik melalui program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek maupun kampus. Perguruan tinggi harus lebih terlibat dalam meluncurkan program Kampus Merdeka Mandiri agar lebih banyak mahasiswa merasakan manfaat belajar di luar kampus,” jelas dia.

Baca juga: Akademisi sebut pembelajaran holistik dukung mahasiswa asah kemampuan
Baca juga: Pre-University FIA UI wujud program MBKM

Sebanyak 179.000 mahasiswa dari Sabang sampai Merauke telah mengikuti program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek. Sementara itu, sebesar 250.985 mahasiswa telah mengikuti program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh kampus.

Laporan evaluasi MBKM di tahun 2021 menunjukkan bahwa mahasiswa peserta memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap program-program MBKM. Sebanyak 93,7 persen mahasiswa peserta program Kampus Mengajar merasa puas dengan pengalaman menjalankan program tersebut, dan 94,3 persen merasa bahwa program ini patut direkomendasikan.

Terdapat enam program Kampus Merdeka, yakni Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Wirausaha Merdeka, dan Praktisi Mengajar. 

Baca juga: Program kampus merdeka mampu tingkatkan kualitas mahasiswa
Baca juga: Kampus Merdeka Fair jadi ajang pertukaran wawasan terkait MBKM
Baca juga: 24 mahasiswa penerima beasiswa IISMA berangkat ke Irlandia

 

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022