Jakarta (ANTARA) - Emiten penyedia solusi alat berat PT Intraco Penta Tbk (INTA) optimistis mencapai pertumbuhan kinerja yang baik pada tahun depan kendati bayangan resesi mengancam perekonomian global.

Direktur Utama INTA Petrus Halim mengatakan, tahun depan tren penjualan alat berat diproyeksikan meningkat khususnya untuk pertambangan, perkebunan, dan proyek infrastruktur. Untuk itu, perseroan akan memacu dan mendorong kinerja penjualan pada lini alat berat.

"Kami memandang tahun depan masih akan prospektif kendati ada bayangan resesi global. Selain mendorong kinerja pada lini utama kami alat berat, tentunya kami juga akan mengoptimalkan kinerja lini bisnis lainnya agar sinergi dan keberlanjutan bisnis tetap terjaga," ujar Petrus dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Petrus menyampaikan pada 2022 perseroan telah berhasil melakukan restrukturisasi pinjaman dalam rangka penyelesaian pinjaman atau fasilitas kredit perseroan dan anak usahanya, yaitu PT Intraco Penta Wahana (IPW), PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS), dan PT Columbia Chrome Indonesia (CCI) terhadap Bank Mandiri. Hal itu sebagai salah satu strategi guna menjaga kinerja perseroan secara keseluruhan.

Selanjutnya, sejumlah strategi juga masih akan digencarkan perseroan pada tahun depan guna mengoptimalkan pertumbuhan kinerja perseroan. Salah satunya yaitu memaksimalkan usaha perdagangan alat berat dan mendorong penjualan suku cadang dengan jaringan distribusi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Selaras dengan hal tersebut, Petrus meyakini dengan adanya rencana PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) yang akan mengubah lini bisnisnya dari perusahaan pembiayaan menjadi distributor alat pengangkut komersial yang melayani penjualan dan memberikan layanan purna jual truk dan kendaraan komersial merek TATA untuk wilayah Kaltim, maka akan semakin dapat mendorong kinerja perseroan.

"Jika nantinya seluruh rencana berjalan dengan baik, dengan restu pemegang saham, kami berharap kompetensi bisnis Grup INTA akan semakin kokoh menjadi penyedia alat berat yang terlengkap dan terbaik di Tanah Air setelah IBFN masuk sebagai distributor alat pengangkut komersial," kata Petrus.

Secara kinerja, hingga September 2022 lalu perseroan telah berhasil mencatat kenaikan pendapatan sebesar 12,01 perseroan menjadi Rp497,16 miliar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh pada 2021 sebesar Rp443,78 miliar (yoy).

Selain itu, INTA mencatat total aset sebesar Rp2,38 triliun, atau turun 2,4 persen dibandingkan total aset pada 2021 sebesar Rp.2,44 triliun. INTA juga masih mencatat rugi bersih komprehensif sampai kuartal III 2022 sebesar Rp99,56 miliar.

INTA memproyeksikan, kendati masih akan mencatatkan kerugian bersih mengingat adanya beban bunga yang cukup tinggi, tetapi besarnya kerugian bersih diestimasikan akan menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Waskita Beton sebut penerapan BIM buat proses konstruksi lebih efisien
Baca juga: GOTO bantah kabar peserta ESOP jual saham Rp2 per lembar
Baca juga: Genjot kinerja, Visi Media Asia fokus perkuat bisnis digital

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022