Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia naik ke level tertinggi hampir satu minggu terhadap dolar pada awal perdagangan Senin, didukung oleh berlanjutnya penjualan mata uang asing ketika para eksportir bersiap untuk membayar pajak bulanan.

Pada pukul 07.55 GMT, rubel menguat 0,3 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 68,64, setelah sebelumnya memotong titik terkuatnya sejak 17 Januari.

Mata uang Rusia kehilangan 0,3 persen untuk diperdagangkan pada 74,82 versus euro dan menguat 0,2 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan di 10,10.

Rubel mungkin mencoba untuk menguji batas bawah kisaran 68-69 terhadap dolar karena eksportir bersiap untuk melakukan pembayaran pajak besar, kata Promsvyazbank dalam sebuah catatan.

Mata uang Rusia biasanya mendapat dukungan dari periode pajak akhir bulan, ketika para eksportir Rusia mengubah pendapatan devisa untuk membayar kewajiban lokal.

Analis mengatakan penjualan valas besar oleh pemerintah - yang berencana untuk menjual 54,5 miliar rubel ( 794,5 juta dolar AS) yuan China antara 13 Januari hingga 6 Februari - juga membantu melindungi mata uang dari tekanan turun dan hambatan geopolitik.

Rubel telah berada di bawah tekanan eksternal selama enam minggu terakhir sejak batas harga Barat pada penjualan minyak Rusia mulai berlaku pada awal Desember bersamaan dengan embargo ekspor minyak Rusia oleh Uni Eropa, memaksa Moskow untuk menjual dengan harga diskon.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 87,3 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia juga naik. Indeks RTS berdenominasi dolar terdongkrak 1,0 persen, menjadi diperdagangkan di 1.001,5 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel menguat 0,7 persen, menjadi diperdagangkan pada 2.181,3 poin.

Saham raksasa pertambangan Norilsk Nickel berkinerja buruk di pasar yang lebih luas, merosot sekitar 2,1 persen setelah bos perusahaan Vladimir Potanin mengatakan raksasa logam itu sedang menyusun ulang strateginya dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan negara-negara seperti China, Turki dan Maroko karena sanksi Barat terhadap ekonomi Rusia.

Baca juga: Euro capai puncak 9 bulan atas dolar AS, dipicu komentar "hawkish" ECB
Baca juga: Dolar menuju penurunan sesi keempat beruntun terhadap euro
Baca juga: Minyak jatuh di awal sesi Asia, tetapi tetap didukung prospek China

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023