Malang (ANTARA) - Universitas Brawijaya (UB) menargetkan 63 Program Studi (Prodi) yang tersebar di sejumlah fakultas meraih akreditasi internasional dari Agentur zur Qualitätssicherung an Hochschulen mit Sitz in Köln (AQAS).  

Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UB, Dr Shinta Hadiyantina dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Sabtu, mengatakan dari 63 Prodi yang dikirim (diusulkan) tersebut, 28 Prodi di antaranya telah mendapatkan sertifikat akreditasi internasional dari lembaga akreditasi internasional yang bermarkas di Jerman tersebut. 

"Sedangkan 35 Prodi lainnya, sebagian sudah divisitasi oleh AQAS dan lainnya belum divisitasi, karena prosesnya memang bertahap. Insya Allah April atau Mei (usai Lebaran) 2023 kita genjot lagi," ujarnya.

Ke-28 Prodi yang meraih akreditasi internasional dari AQAS tersebut, untuk Fakultas Hukum (FH) ada empat Prodi, FIB satu Prodi, Filkom enam Prodi, FPIK lima Prodi, FTP enam Prodi, dan FEB sebanyak lima Prodi. Akreditasi internasional yang diraih UB dari AQAS tersebut berlaku selama enam tahun ke depan.

Menurut Shinta, ada sejumlah kriteria yang dinilai untuk memenuhi standar akreditasi internasional yang ditetapkan AQAS, di antaranya kualitas dan kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan. Selain itu, prosedur penjaminan mutu, proses belajar mengajar dan asesmen, administrasi, kualitas dosen, serta suasana akademik.

Sebelumnya Rektor UB Prof Widodo mengemukakan seluruh Prodi di UB ditargetkan bisa meraih akreditasi internasional, baik dari AQAS maupun lembaga internasional lainnya. "Saat ini hampir semua Prodi berakreditasi dan berstandar internasional," ucapnya.

Ia mengakui akreditasi internasional menjadi salah satu daya tarik mahasiswa asing untuk belajar di Tanah Air, termasuk di UB. Selain itu, akreditasi nasional juga mampu meningkatkan (menggaet) kerja sama dengan perguruan tinggi di dunia.

Sementara itu, Konsultan AQAS, Patrick Heinzer mengemukakan iklim perkuliahan, kurikulum yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi standar internasional. Selain itu, hubungan masyarakat kampus dengan mahasiswa dan sebaliknya sangat bagus.

Oleh karenanya, sudah selayaknya UB mendapatkan akreditasi internasional ini, karena memenuhi sejumlah persyaratan dan kriteria, yang di antaranya adalah kurikulum.

"Banyak perguruan tinggi di Indonesia yang mendapatkan akreditasi internasional dari AQAS, namun UB memiliki kelebihan dan bereputasi baik," ujar Patrick.

Menurut dia, internasionalisasi kampus menjadi tantangan sebuah perguruan tinggi. Internasionalisasi kampus tidak hanya dilihat dari kemampuan mahasiswanya dalam berbahasa Inggris, namun juga bagaimana iklim penelitian di kampus tersebut.

"Di UB ini semua sudah terstruktur dan akreditasi internasional ini menunjukkan dan memperlihatkan bahwa UB juga berperan di kancah masyarakat internasional," ujarnya.

Selain dari AQAS, sejumlah Prodi di beberapa fakultas UB juga telah mendapatkan akreditasi internasional, di antaranya Ilmu dan Teknologi Pangan (FTP) dari The Institute of Food Technologist (IFT), Manajemen, Ekonomi Pembangunan dan S2 Manajemen (FEB) dari The Alliance on Business Education and Scholarship for Tomorrow- a 21st Century Organization (ABEST21).  

Selain itu, S-1 Sastra Jepang (FIB) dari ASEAN University Network  Quality Assurance (AUN QA), Teknik Elektro (FT) dari The Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) dan Matematika (FMIPA) dari The Accreditation Agency for Study Programmes in Engineering, Informatics, Natural Sciences and Mathematics (ASIIN).

Baca juga: Universitas Brawijaya luncurkan Program Seribu Mahasiswa Berwirausaha

Baca juga: IFI buka peluang Universitas Brawijaya kerja sama dengan PT di Prancis

Baca juga: Universitas Brawijaya menuju kampus "Artificial Intelligence"

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023