Kapal yang akan membawa mereka berlayar ke Maumere, NTT dijadwalkan berangkat pada Rabu (26/4). Artinya, mereka bermalam selama sepekan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Jakarta (ANTARA) - Tumpukan barang yang disusun model leter L terlihat di ruang tunggu penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Barang-barang itu milik empat pemilir asal Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung. Mereka sedang dalam perjalanan pulang ke kampung halaman di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
 
"Kami sudah lima malam di sini. Kami tiba di Tanjung Priok pada pukul 04.00 WIB, Kamis (20/4)," kata salah seorang pemilir bernama Natalia saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (24/4) 2023..
 
Kapal yang akan membawa mereka berlayar ke Maumere, NTT dijadwalkan berangkat pada Rabu (26/4). Artinya, mereka bermalam selama sepekan di Pelabuhan Tanjung Priok.
 
Natalia menuturkan bahwa mereka menaiki kapal ferry dari Pangkal Pinang menuju Jakarta. Namun, saat Lebaran tidak ada kapal ferry yang berlayar ke wilayah timur.
 
Tumpukan barang-barang yang sangat banyak itu berisi pakaian untuk keluarga di kampung halaman mereka.
 
Di Bangka Belitung, Natalia berprofesi sebagai petani kelapa sawit. Orang tuanya telah berada di sana selama 40 tahun, sedangkan dirinya baru enam tahun.
 
"Saya berencana pulang kampung selama lima bulan," ujarnya.
 
Dia menceritakan alasan pulang kampung menggunakan kapal laut karena harga tiket yang murah. Tiket pesawat dari Kepulauan Bangka Belitung menuju Nusa Tenggara Timur mencapai Rp4 juta per orang.
 
Sedangkan, harga tiket kapal laut tak sampai Rp1 juta. Selisih uang Rp3 juta bukan nominal yang sedikit bagi mereka yang berprofesi sebagai petani.
 
"Harga tiket dari Pangkal Pinang ke Jakarta hanya Rp450 ribu. Sedangkan dari Jakarta ke Maumere Rp515 ribu," kata Natalia.
 
"Kami punya anak yang masih sekolah. Kalau kami naik pesawat nanti kebutuhan anak kami tidak ada," tambahnya.
 
Yanti yang merupakan kerabat pemilir ini sudah beberapa kali mengunjungi mereka. Dia pernah mengajak mereka bermalam, tetapi niat baik itu ditolak dengan alasan ada banyak barang.
 
"Saya mau ajak ke rumah tapi mereka ga mau dan lebih memilih di sini," kata Yanti.
 
Sepanjang 7 April sampai 23 April 2023, data kumulatif total pemilir yang naik dan turun mencapai 27.903 orang di Pelabuhan Tanjung Priok. Jumlah itu lebih tinggi 70,19 persen bila dibandingkan tahun lalu yang tercatat hanya 16.395 orang.
 
Total kapal yang melayani perjalanan para pemilir ada sebanyak 14 unit yang terdiri dari sembilan unit kapal milik Pelni dan lima unit kapal milik swasta.
 
Pengawas Posko Harian Angkutan Laut Lebaran Pelabuhan Tanjung Priok Anggy Dwi Yunanto mengatakan para pemilir cenderung memilih kapal laut lantaran bisa membawa barang tak terbatas.
 
Hingga H+2 Lebaran, kondisi Pelabuhan Tanjung Priok masih terpantau landai. Para pemilir terlihat beristirahat di atas tikar yang mereka bentangkan di ruang tunggu.

Baca juga: Pemudik apresiasi program mudik gratis sepeda motor dengan kapal laut

Baca juga: Pelabuhan laut NTT siap sambut kapal pemudik

Baca juga: Kapal pengangkut pemudik rusak diterjang gelombang di perairan NTT

Baca juga: Tim SAR evakuasi sembilan pemudik dari perairan Pulau Pemana NTT

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023