Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono dan Menhan Amerika Serikat Donald Rumsfeld melakukan pertemuan tertutup selama sekitar satu jam untuk bahas kelanjutan kerja sama militer Indonesia-AS pasca pencabutan embargo. Pada jumpa pers bersama Menhan RI dengan Menhan AS, di Gedung, Dephan Jakarta, Selasa, Menhan RI Juwono Sudarsono mengatakan pertemuan itu membahas pentingnya normalisasi kerjasama militer kedua negara yang didasari oleh pertimbangan antara lain semakin penting dan strategisnya posisi Indonesia di masa depan. Bagi Indonesia dengan normalisasi kerjasama pertahanan maka dapat didata kembali alutsista Indonesia yang terkena embargo sejak 1999. Sampai saat ini masih terdapat beberapa kontrak dengan dukungan Fasilitas Kredit Eskport (KE) dengan AS yang terhenti pelaksanaannya karena embargo, antara lain upgrade avionik pesawat F-5, pengadaan pesawat terbang Hawk, pengadaan Sucad&Overhaul Engine pesawat A-4 dan retribusi pesawat F-5/TS-0510. Berkaitan dengan telah dicabutnya embargo oleh AS kepada Indonesia maka langkah-langkah yang akan ditempuh Indonesia adalah meningkatkan kerjasama bidang militer, pemanfaatan seoptimal mungkin program Foreign Military Sales (FMS) dan Foreign Military Finance (FMF) untuk meningkatkan kesiapan alutsista. Sementara itu menurut pihak AS, embargo Indonesia telah dicabut tanpa syarat karena Indonesia telah berhasil menciptakan kondisi dan perubahan yang positif di dalam negeri. Namun, Indonesia masih memerlukan ketegasan apakah pencabutan embargo tersebut bersifat permanen serta sikap terhadap personil TNI yang akan mengikuti pendidikan di AS, perlu ada pernyataan penegasan bahwa tidak akan terjadi pencekalan oleh AS. Penegasan itu juga diungkapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menerima kunjungan Donald Rumsfeld di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa siang. Menurut Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal, seusai pertemuan tersebut, Presiden Yudhoyono kepada Rumfseld menekankan pentingnya normalisasi atau pemulihan hubungan antara militer Amerika Serikat dan Indonesia dilakukan secara permanen. "Karena masih ada usaha-usaha di Washington untuk mengubah hubungan yang telah mengalami normalisasi ini," kata Dino. Pemerintah AS pada November 2005 telah memulihkan kembali hubungan militernya dengan Indonesia, yaitu dengan mencabut secara penuh embargo militer yang sebelumnya dikenai terhadap Indonesia berkaitan dengan tuduhan terlibatnya Indonesia dalam kerusuhan pasca jajak pendapat di Timor Timor tahun 1999. Kebijakan tersebut didasarkan atas hak Deplu AS pada Kongres dan berlaku untuk tahun fiskal 2006. Terhadap pernyataan Yudhoyono, ujar Dino, Menhan Rumsfeld mengatakan bahwa dirinya merupakan salah satu pihak di dalam pemerintahan AS yang aktif mendorong pemulihan hubungan militer. Rumsfeld menyatakan anggapannya bahwa jika ada masalah antara Indonesia dan AS, maka yang paling penting adalah bahwa masalah itu diselesaikan dan bukannya dengan memutuskan hubungan militer kedua negara. "Menurut beliau (Rumsfeld, red), pemutusan hubungan militer sebenarnya tidak hanya merugikan Indonesia, tetapi juga merugikan AS," kata Dino. Saat menerima Rumsfeld selama 45 menit sejak pukul 14:00 WIB, Presiden Yudhoyono didampingi oleh Menko Polhukkam Widodo AS, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, dan Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006