Pasti bangga, ya karena sapi dibeli oleh Pak Jokowi, ... Namun saya sedih ketika harus berpisah dengan Bawor
Samarinda (ANTARA) - Ketika dua wartawan sampai di kandang penggemukan sapi di Jalan Sekolahan, Kelurahan Makroman, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu  (28/6/2022) pagi, terlihat ada empat sapi limosin dengan ukuran bervariasi.

Bobot keempat sapi tersebut pada kisaran 750 kilogram hingga 900 kg. Keempatnya sedang mengunyah sisa makanan yang belum ditelan.

Beberapa ratus meter sebelum kandang hingga masuk ke kandang sapi, tidak tercium aroma khas peternakan maupun penggemukan sapi seperti di tempat lain yang kerap tercium bau kotoran sapi.

Kandang tersebut muat lima sapi, namun yang tampak hanya empat ekor sapi. Tidak terlihat ada kotoran sapi di dalam kandang maupun di sekitarnya. Kandang tersebut pun tampak bersih.

Rumput pakan tampak sisa sedikit di hadapan masing-masing sapi yang duduk tenang sambil mengawasi orang yang datang mendekat.

Di depan kandang banyak tumpukan kayu kering, di samping kiri merupakan lahan yang ditanami rumput sebagai pakan, belakang kandang merupakan kebun, dan di samping kanan kandang merupakan rumah yang tampak mentereng ketimbang bangunan lain di lokasi itu.

Dari jarak lokasi, sepertinya pemilik rumah dan pemilik kandang sapi merupakan orang yang sama. Akan tetapi ketika dua wartawan mengucap salam dan mengetuk pintu pagar rumah mentereng tersebut, tidak ada jawaban dari dalam.

Salah seorang wartawan bertanya ke seorang ibu pemilik rumah di seberang jalan, untuk memastikan kebenaran bahwa salah satu sapi di kandang tersebut telah dibeli oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk hewan kurban Idul Adha 1444 H.

"Iya, benar,  Pak, satu sapi telah dibeli Pak Jokowi. Tadi pagi-pagi sekali sudah dibawa ke Kota (Samarinda), ke Masjid Darussalam menggunakan mobil L 300, tadi diantar langsung oleh pemiliknya, Mbah Suprayitno," ujarnya.

Saat ditanya kira-kira kapan Mbah Suprayitno balik ke Makroman, si ibu itu tidak dapat memastikan, namun ia menyarankan untuk menemui Mbah Sudar.

"Baru saja tadi ada Mbah Sudar, saya lihat tadi lagi bersihkan kandang, mungkin sekarang sedang cari rumput. Akan tetapi coba Sampeyan (Anda) tanya ke mekanik di bengkel truk yang itu," ujarnya sambil menunjuk ke arah bengkel truk sekitar 300 meter dari rumahnya.

Sudar yang dimaksud ibu tersebut adalah Hadi Sudarnoto, 67 tahun. Ia merupakan petugas yang mendapat kepercayaan memelihara sapi milik Suprayitno, adik kandungnya.

Pemeliharaan sapi yang dilakukan Sudar mulai dari mencari rumput, memberi makan, minum, hingga terkadang memberi asupan gizi tambahan yang dicampur makanan dedak dengan ampas tahu maupun dicampur ke minuman.

Setelah bertanya ke salah seorang mekanik bengkel tak jauh dari kandang, dilanjutkan pencarian ke sejumlah lokasi namun tidak ketemu, akhirnya dua wartawan itu mencari tahu alamat rumah Mbah Sudar.

Rumah Mbah Sudar pun masih berada di Kelurahan Makroman, hanya lebih dekat ke perbatasan Kelurahan Pulau Atas yang juga Kecamatan Sambutan.

Setelah menunggu di depan rumah Mbah Sudar sekitar 2 jam, pada pukul 11.15 Wita yang ditunggu datang. Kami mengenalkan diri kepada Mbah Sudar dan menyampaikan maksud kedatangan ke rumahnya.

"Oh itu, iya benar, memang si Bawor sudah dibeli Pak Jokowi. Untuk berat si Bawor adalah 834 kg, namun harga pastinya saya tidak paham karena yang langsung transaksi adalah adik saya, saya dengar sih dibeli dengan harga Rp84 juta," kata Sudarnoto (Mbah Sudar).

Bawor adalah nama panggilan kesayangan sapi limosin yang dibeli Presiden Jokowi. Bawor ia rawat sekitar 2 tahun terakhir sejak pertama dibeli masih kurus hingga sekarang berbobot 834 kg.


Bawor menangis

Menurut Sudarnoto, di kandang sapi milik adik kandungnya itu total ada lima sapi limosin, yakni Bawor, Petruk, Dablek, dan dua lainnya belum diberi nama.
Petruk, sapi limosin yang sebelumnya hidup satu kandang dengan Bawor yang kini dibeli Presiden Jokowi ANTARA /M Ghofar

Sistem perawatan kelima sapi ini dengan cara dikandangkan, dan memang nyaris tidak pernah dikeluarkan dari kandang maupun dilepas karena khawatir patah kaki ketika loncat-loncat di alam bebas mengingat beban tubuh yang berat.

Tidak ada perlakuan istimewa saat merawat mereka, semua dikasih pakan rumput, dedak, ampas tahu, dan nutrisi tambahan. Khusus untuk Bawor, sapi ini tidak mau minum kalau air  dicampur garam. Kelima sapi ini juga mendapat vaksin dan perawatan berkala dari petugas kesehatan.

Ditanya tentang tidak adanya bau kotoran sapi ketika di luar maupun dalam kandang, ia mengaku menerapkan teknis khusus, yakni kandang rajin dicuci, sapi kerap dimandikan, begitu sapi buang air besar dan atau air kecil, langsung dibersihkan hingga disiram.

Hal yang lebih penting dari itu semua, lanjut Sudar, adalah membakar kotoran sapi, yakni dibakar dengan bahan bakar utama kayu sehingga kotoran sapi tidak berbau, sedangkan sisa pembakaran dijadikan pupuk di kebun rumput sebagai pakan sapi.

Ternak sapi yang diterapkan ini ramah lingkungan sehingga warga sekitar tidak mencium bau kotoran. Bahan bakarnya pun kayu sehingga asapnya tidak berbahaya bagi kesehatan.

Meski bukan pemilik sapi, ia mengaku bangga karena Bawor yang dipelihara itu terpilih menjadi satu-satunya sapi di Kalimantan Timur yang dipilih untuk menjadi sapi kurban Presiden.

"Pasti bangga, ya karena sapi dibeli oleh Pak Jokowi, bangganya itu karena jadi perbincangan. Namun saya sedih ketika harus berpisah dengan Bawor," tutur Sudar.

Awalnya ia tidak terlalu sedih karena sapi yang dipelihara memang ada waktunya untuk dijual, namun ketika Bawor dinaikkan ke atas pikap L 300, si Bawor menangis, air matanya ke luar dan menetes sehingga kesedihan Sudar makin tinggi, maka ia cepat-cepat turun dari L 300 dan menjauh agar tak terlihat.

Bisa jadi Bawor sudah merasa dekat dengannya karena selama 2 tahun diberi makan, minum, dimandikan, bahkan kadang minta dielus ketika sedang ingin dimanja sehingga ketika dipisahkan muncul perasaan sedih.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor saat menyerahkan sapi kurban dari Presiden Jokowi di Masjid Raya Darussalam Samarinda, mengatakan bahwa berkurban merupakan syariat yang diwariskan Nabi Ibrahim dan disunahkan Rasulullah Muhammad Saw. untuk diikuti seluruh umat Islam.

"Bismillahirrahmanirrahim, pada hari ini saya atas nama Presiden Republik Indonesia menyerahkan hewan kurban kepada Yayasan Masjid Raya Samarinda," kata Isran Noor saat penyerahan di halaman Masjid Raya Darussalam Samarinda, Rabu.

Bawor seberat 834 kg dengan harga Rp84 juta ini diserahkan Isran kepada Farid Wadjdy, selaku Pembina Yayasan Masjid Raya Darussalam Samarinda yang juga mantan Wakil Gubernur Kalimantan Timur.



 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023