Berlin (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap mantan Presiden Jerman Horst Kohler dapat hadir dalam pertemuan lanjutan Panel Tinggi PBB program pascaMDG`s 2015 yang akan berlangsung di Bali akhir bulan ini.

Saat menerima kedatangan mantan Presiden Jerman itu di Berlin, Selasa pagi waktu setempat, Presiden Yudhoyono menyambut baik usulan dan masukan Horst Kohler terkait program pascaMDG`s tersebut.

Horst Kohler adalah anggota Panel Tingkat Tinggi Tokoh Utama (High Level Panel Eminent Person/HLPEP) Agenda Pembangunan Pasca2015 yang mana Presiden Yudhoyono, Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf menjabat sebagai ketua bersama.

Dalam pertemuan yang dijadwalkan berlangsung lebih kurang satu jam itu, kedua tokoh diyakini akan membahas perkembangan dari penyusunan rekomendasi agenda pembangunan pasca2015 yang menjadi kepentingan bersama.

Pertemuan terakhir HLPEP mengenai agenda pembangunan pasca2015 baru saja digelar di Liberia pada Januari lalu. Sementara itu pertemuan selanjutnya dijadwalkan digelar di Bali, Indonesia pada akhir Maret.

Para tokoh itu --yang terdiri dari 26 tokoh penting di bidangnya yang ditunjuk langsung oleh PBB-- akan merumuskan poin-poin penting yang akan menggantikan delapan Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) yang masa berlakunya akan berakhir pada 2015.

Presiden Yudhoyono, tahun lalu, mengatakan bahwa ketiga Co-Chairs serta PBB memiliki kesamaan pandangan bahwa tujuan dari agenda pembangunan berkelanjutan adalah mengurangi secara signifikan kemiskinan sedunia sehingga bisa meningkatkan taraf hidup bangsa-bangsa di dunia.

Salah satu caranya, menurut dia, adalah dengan melaksanakan pembangunan berkelanjutan dan dukungan sumber daya yang pada akhirnya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Para perumus agenda pembangunan pasca2015 itu bekerja dari September 2012 hingga Mei 2013.

Selain melakukan pertemuan dengan mantan Presiden Jerman, Presiden Yudhoyono juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jerman Angela Merkel.
(G003*P008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013