Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui program Kartu Jakarta Sehat (KJS) masih belum sempurna, namun dia mengapresiasi seluruh rumah sakit dan dokter yang sudah melayani masyarakat pengguna KJS.

"Saya terima kasih sebesar-besarnya kepada Rumah Sakit negeri dan swasta yang telah mengani masyarakat DKI terutama dari keluarga yang tidak mampu," kata Jokowi dalam Pengarahan kepada Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit DKI Jakarta, Senin.

Menurutnya, kartu yang diluncurkan pada 10 November ini ditujukan untuk 4,7 juta rakyat miskin dan rentan miskin Jakarta.

"Jumlah itu, hampir setengah jumlah penduduk kita (Jakarta) dan itu perlu ditangani," kata Jokowi.

Dia menyebut masih ada beberapa kelemahan dalam program ini, seperti manajemen yang belum baik, sistem pembayaran yang lama, dan infrastruktur yang belum mendukung.

"Tapi pertanyaan saya, apakah kalau menunggu siap, KJS ini harus diundur? Apa masyarakat yang sakit tidak bisa berobat?" tanya Jokowi kepada peserta yang terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dan direktur rumah sakit di Jakarta.

Dia menilai nkekurangan-kekurangan sistem akan diperbaiki sehingga bisa memaksimalkan fungsi kartu tersebut.

"Manajemen kamar penuh ini akan kami perbaiki dan benahi," katanya.

Dia menyatakan tidak etis menyalahkan sistem KJS, pihak rumah sakit dan dokter. "Dulu di rumah sakit biasa menangani 100 sekarang 200, ini karena masyarakat diberikan harapan untuk ditangani kesehatannya. Jangan sampai dokter yang sudah kerja dimarahi kanan-kiri," katanya.

Jika KJS tidak diluncurkan, tambahnya, warga yang tidak tertangani petugas medis bisa lebih banyak.

Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013