Kerja sama ini momentum besar bagi Indonesia dalam program membangun energi baru terbarukan.
Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dan Pemerintah China melalui Calypte Holding dan CGN Energy Internasional Holding Co Limited menyepakati kerja sama membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kabupaten Bengkalis senilai Rp19 triliun.

PLTS ini berkapasitas 1.000 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (CCGT) kapasitas 500 MW.

"Kerja sama ini momentum besar bagi Indonesia dalam program membangun energi baru terbarukan. Sesuai harapan Staf Kepresidenan bahwa Calypte Holding bekerja sama dengan CGN Energy memiliki sebuah program jangka panjang untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia," kata Executive Chairman Calypte Holding Iskandar dalam keterangannya di Pekanbaru, Kamis.

Ia mengatakan kerja sama ini sekaligus menindaklanjuti pertemuan bersama Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada 29 Juli di China. Pemerintah China memiliki komitmen membantu Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia dan mencapai transisi energi 23 persen tahun 2025.

Dia menyebutkan Calypte Holding dan CGN Energy Internasional Holding Co Limited telah melakukan beberapa pemetaan survei studi kelayakan awal di beberapa lokasi. Berdasarkan analisa itu, katanya pula, pihaknya memutuskan Pulau Bengkalis sebagai lokasi pengembangan energi terbarukan.

"Karena Bengkalis memiliki kontur alam yang cukup bagus, radiasi matahari yang cukup bagus dan beberapa faktor pendukung lainnya," katanya pula.

Dia mengaku sudah melaporkan studi awal kepada Menteri ESDM dan sudah diteruskan kepada Direktorat Jenderal terkait dan PLN pusat dengan harapan proyek tersebut dapat berjalan untuk jangka panjang.

"Sesuai hasil studi, maka yang akan dibangun adalah pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 1.000 MW dan CCGT dengan kapasitas 5.000 MW. Hasil studi sudah dilaporkan juga kepada PLN pusat juga sudah diserahkan proposal pengajuan pembangunan proyek ini dapat diterima PLN dan segera dimasukkan ke dalam RUPTL 2023," ujarnya lagi.

Selanjutnya, katanya pula, berdasar RUPTL ini yang menjadi dasar untuk melakukan tahap selanjutnya, yaitu penyelesaian komplet studi kelayakan. Berikut pengerjaan fisik proyek dijadwalkan pada Juni 2024.

"Jika sesuai dengan jadwal tersebut, maka dapat diprediksikan proyek ini selesai di Desember 2027. Pada Januari 2028 listrik dari Bengkalis ini akan siap menyuplai Sumatera," katanya pula.

Ia menjelaskan bahwa nilai proyek PLTS 1.000 MW dan CCGT 500 MW di Bengkalis mencapai Rp19,6 triliun.

"Sebuah nilai yang fantastis memiliki komitmen besar dari kami, dan menjadi dasar Indonesia menjadi role model bagi ASEAN untuk mengembangkan energi baru terbarukan dalam skala besar," ujarnya.

Gubernur Riau Syamsuar mengapresiasi pembangunan PLTS 1.000 MW dan CCGT 500 MW tersebut, karena pembangunan ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

"Kami bersama forkopimda mendukung bagaimana mengamankan aset bangsa ini. Karena melalui proyek ini akan berdampak ganda bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan ekonomi nasional. Kesejahteraan masyarakat Provinsi Riau akan meningkat," kata Syamsuar.
Baca juga: Kepri ekspor perdana hasil perikanan ke China
Baca juga: Ekonomi India dan China membaik picu kenaikan harga sawit Riau

Pewarta: Frislidia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023