Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau kini menyediakan 2 ton beras dalam operasi pasar (OP) murah sebagai upaya intervensi menyikapi lonjakan harga beras yang terjadi beberapa hari belakangan.

"Operasi pasar sudah digelar pada beberapa titik di Kota Pekanbaru dan dalam waktu dekat juga digelar operasi pasar di Kota Dumai pada 14 September 2023," kata Kasi Perdagangan Dalam, Disperindagkop UMKM Riau, Suryati Ningsih, kepada media di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan pasar murah juga menjual sejumlah komoditas pangan seperti telur, cabai, bawang putih, bawang merah, minyak gula dan lain lain dengan harga dibawah harga pasar setelah memberikan subisidi.

Karena itu Disperindagkop UMKM Provinsi Riau menyediakan 2 ton beras dan 150 papan telur ayam ras dengan jumlah pembelian dibatasi.

"Untuk beras kami batasi hanya boleh 20 kilogram atau 2 karung. Supaya yang lain juga dapat. Kalau telur cukup sepapan saja karena jumlah juga terbatas," katanya.

Suryati Ningsih mengungkapkan kenaikan harga beras yang terjadi di Riau, khususnya di Pekanbaru dipicu gagal panen yang terjadi di Jawa dan Sumatera Selatan, penyebabnya adalah faktor cuaca el nino.

Kondisi ini yang menyebabkan kenaikan harga beras khusus beras jenis topi koki dan belida.

"Namun demikian akibat kenaikan beras jenis topi koki dan belida tersebut ternyata juga berdampak terhadap kenaikan harga beras jenis lain
seperti beras jenis anak daro juga menjalani kenaikan akibat tinggi permintaan.

Ia mengatakan harga beras anak daro seharusnya tidak mengalami kenaikan, karena saat ini beras yang mengalami kenaikan adalah beras dari Jawa dan Sumatera Selatan akibat gagal panen di daerah tersebut untuk beras jenis topi koki dan belida itu. Beras anak daro berasal dari Sumatra Barat.

Selain beras premium katanya lagi beras medium atau bulog juga mengalami kenaikan penyebabnya harga gabah naik. Beras medium (bulog) juga naik dari Rp9.600 menjadi Rp 11 ribu. 

 

Pewarta: Frislidia
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023