Jakarta (ANTARA) - Pakar penyakit dalam sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, mengatakan konsumsi probiotik dapat membantu menjaga kesehatan mikrobiota usus yang bisa terganggu akibat masuknya polutan ke sistem pencernaan.

Kegiatan seperti mengobrol di udara terbuka tanpa masker pada kondisi polusi udara menjadi salah satu jalan polutan masuk ke sistem pencernaan, kata Guru Besar ilmu penyakit dalam Universitas Indonesia itu dalam webinar kesehatan di Jakarta, Kamis.

"Sistem pencernaan tidak siap kalau menerima racun. Oleh karena itu perlu juga perhatikan menjaga kesehatan semisal konsumsi probiotik untuk menjaga mikrobiota sehat," kata Ari.

Baca juga: Tempe disebut "makanan super" karena kandungan prebiotik dan probiotik

Ketika mikrobiota terganggu akibat polutan, yang juga bisa secara tidak sengaja dikonsumsi melalui makanan, maka terjadilah masalah kesehatan seperti diabetes, obesitas dan gangguan metabolik. Dia menyarankan orang-orang mengonsumsi makanan dari sumber alami seperti buah dan sayur ketimbang suplemen kesehatan.

"Itu salah satu solusi karena buah dan sayur banyak mengandung antioksidan. Kalau kita sehat, tidak ada masalah pada lambung dan hipertensi, saya rasa kopi bisa jadi solusi. Kopi itu antioksidan. Teh juga begitu," kata Ari.

Ari kemudian menyoroti kasus kanker usus besar yang belakangan ini cenderung dialami orang berusia muda dan Indonesia termasuk negara yang disorot karena kecenderungan kasus pada usia muda. Kondisi itu, sambung dia, kemungkinan terkait polusi udara atau mikrobiota usus sudah terganggu karena seringnya orang-orang tak sengaja mengonsumsi polutan-polutan melalui makanan.

"Secara langsung ketika makanan mengandung polutan, pasien bisa jadi diare, dalam jangka panjang menyebabkan peradangan pada usus besar yang kemudian terjadi IBD (Inflammatory bowel disease) atau penyakit karena peradangan pada saluran pencernaan)," Ari menjelaskan.

Menurut Ari, menjaga kesehatan lingkungan menjadi upaya yang harus dilakukan Pemerintah bersama masyarakat. Merujuk kepada negara-negara Eropa, sambung dia, sudah ada upaya mencegah terjadinya pembakaran kendaraan dengan beralih ke kendaraan listrik dan ini bisa menjadi upaya yang juga bisa Indonesia terapkan.

Baca juga: Konsumsi terlalu banyak probiotik bisa sebabkan masalah

Baca juga: Demi kesehatan usus, ini makanan yang mesti dihindari

Baca juga: Tujuh langkah lindungi paru-paru saat tingkat polusi udara tinggi

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023