jangan salahkan pembeli langsung sedikit
Jakarta (ANTARA) - Komisi B DPRD mendorong Pemerintah Provinsi DKI untuk memberdayakan usaha mikro kecil menengah (UMKM) agar bisa bersaing melalui multi platform baik secara luring maupun daring.

"Harusnya mereka bisa jual baik daring maupun luring. Multi platform. Jadi, jangan salahkan pembeli langsung sedikit yang datang saat ini," kata Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina ​​​saat rapat Komisi B DPRD dengan jajaran BUMD Pemprov DKI Jakarta, di Bogor, Jumat.

Ia menjelaskan, pengakuan kurang bisa bersaing itu berdasarkan hasil temuannya pada sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang beberapa waktu lalu.

"Sebagian mengeluh karena kalah bersaing dengan TikTok Shop," katanya.

Oleh karena itu, dia mendorong agar Pemprov DKI perlu membuat kebijakan agar toko daring dan luring agar tidak saling merugikan.

Baca juga: Dinas KPKP DKI bina 19 ribu pelaku UMKM

Menurut dia, sudah seharusnya pemerintah provinsi DKI melindungi UMKM lokal agar tetap eksis.

"Mereka bilang sejak ada media sosial yang juga jadi platform jualan, mereka sekarang susah. Apalagi, barang impor bekas juga luar biasa. Tolong ini dijaga, ada pagarnya," katanya. 

Salah satu pedagang sepatu di pasar Tanah Abang bernama Ati malah memanfaatkan siaran langsung dalam media sosial itu di tengah persaingan bisnis.
 
"Semenjak pakai siaran langsung di media sosial setidaknya saya bisa menjual sepatu sebanyak 60 buah dalam sehari," ujar Ati.
 
Ati juga menambahkan dalam berdagang secara daring dia juga membagikan promo agar semakin menarik pembeli dan meningkatkan keuntungannya.

Baca juga: PPKUKM DKI sebut penggunaan produk dalam negeri sudah 91,82 persen

Bangun citra
Sebelumnya, praktisi pemasaran dan behavioral science Ignatius Untung Surapati menyarankan agar para pelaku UMKM bisa membangun persona atau citra baik di platform digital untuk berjualan saat siaran langsung (live commerce).

"Kita bangun dulu daya tarik dan personal 'brandingnya' (pencintraan diri), nanti pelan-pelan naik. Pembeli itu sebenarnya beli sesuatu itu dari sosok yang dia percayai dulu," kata pria lulusan Universitas Gajah Mada itu. 

Menurutnya, pembentukan citra tersebut juga harus diimbangi dengan konsistensi agar selain membiasakan diri dengan rutinitas berjualan langsung secara daring, pelaku UMKM bisa membangun rasa percaya dengan calon pelanggannya.

Untung mencontohkan pembentukan citra lewat konsistensi dan akhirnya menyukseskan penjualan saat siaran langsung oleh sosok kreator konten bernama Kohcun.

Kohcun adalah menjadi salah satu kreator yang berhasil menciptakan omzet besar senilai Rp21 miliar saat melakukan penjualan produk dengan metode siaran langsung itu. 

Baca juga: 367.769 UMKM telah terdaftar sebagai binaan Jakpreneur

Kreator yang berfokus membangun citra sebagai pengulas produk-produk teknologi itu diketahui secara konsisten setiap hari melakukan siaran langsung untuk berjualan.

"Dia bisa di titik saat ini juga karena konsisten. Perhatikan kalau dia sedang 'live' yang nonton saja ada ratusan itu karena dia konsisten. Bandingkan dengan yang tidak (konsisten) biasanya yang nonton cuma puluhan bahkan nggak sedikit yang cuma satuan," kata Untung.

Metode serupa menurutnya, tidak hanya bisa dilakukan saat siaran langsung saja tapi juga saat berjualan secara langsung di toko atau gerai.

Berjualan saat siaran langsung ini (live commerce) merupakan fenomena berjualan lewat platform digital dengan siaran langsung yang akhir-akhir ini naik daun.

Dalam laporan Statista diketahui secara global, ada peningkatan 76 persen dalam pembelian belanja via siaran langsung selama pandemi. 

Baca juga: DKI laksanakan program pendampingan sertifikasi halal bagi 3.075 UMKM

Laporan yang sama mengungkapkan pada 2021, minat konsumen terhadap belanja saat siaran langsung lebih tinggi di kawasan Asia Pasifik daripada di seluruh dunia.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023