Anak-anak belajar mengidentifikasi berbagai permasalahan di laut seperti persoalan sampah, penebangan vegetasi pantai dan aktivitas lainnya yang mengancam kehidupan laut
Ambon (ANTARA) - Komunitas Moluccas Coastal Care (MCC) mengedukasi lingkungan dengan tema “Anak Cinta Laut” kepada sebanyak 50 siswa sebagai bentuk meningkatkan kepedulian laut, di Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pulau Ay - Rhun Banda Neira, Maluku Tengah.

“Moluccas Coastal Care melakukan edukasi lingkungan dengan tema “Anak Cinta Laut” bagi siswa-siswi SD Negeri 182 Maluku Tengah di Pulau Ay, Kepulauan Banda Neira,” kata Koordinator MCC Program Edukasi Kepulauan Banda Cyecilia Pical, Ambon, Kamis.

Ia menyatakan, dalam kegiatan edukasi lingkungan, anak-anak belajar mengenal berbagai jenis biota laut serta tiga ekosistem penting yang berada di kawasan pulau-pulau kecil, yakni ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang.

Baca juga: Komunitas MCC beri edukasi lingkungan tingkatkan kepedulian pesisir

“Anak-anak belajar mengidentifikasi berbagai permasalahan di laut seperti persoalan sampah, penebangan vegetasi pantai dan aktivitas lainnya yang mengancam kehidupan laut,” ujarnya.

Sebagai bagian dari Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pulau Ay - Rhun, anak-anak telah mengenal berbagai hewan yang dilindungi seperti penyu, hiu dan organisme laut lainnya.

Sebagai anak-anak pesisir, anak-anak di Pulau Ay sangat memahami betul wilayah laut yang menjadi tempat mereka bermain sehari-hari.

“Mereka juga dengan mudah mengidentifikasi berbagai persoalan dan ancaman yang ada di sekitar mereka,” ungkap Cyecilia.

Melalui edukasi ini, kata Cyecilia, anak-anak diajarkan untuk tidak hanya diam melihat persoalan di wilayah pesisir dan laut, namun berani berkontribusi melalui hal-hal kecil yang dapat mereka lakukan seperti tidak membuang sampah ke laut, tidak menebang pohon-pohon di wilayah pantai, serta mau menjadi agen perubahan di lingkungan tempat tinggal, sekolah maupun dalam masyarakat secara lebih luas.

Baca juga: MCC bagi 400 anakan pohon hadiah Ambon di usia 448 tahun

Untuk pergi ke Pulau Ay, dapat menggunakan perahu cepat dari Banda Neira dan membutuhkan waktu sekitar 40 menit melalui transportasi laut.

Di Pulau Ay, listrik hanya menyala pada jam 18.00 sampai jam 06.00, sehingga proses belajar mengajar di siang hari tidak menggunakan listrik.

Walaupun dalam kondisi yang terbatas, namun tidak mempengaruhi semangat anak-anak dan para guru. Aktivitas belajar-mengajar tetap berjalan dengan sangat baik.

Inilah potret semangat pendidikan yang ada di pulau-pulau kecil Maluku. Anak-anak dan para guru sangat antusias dalam kegiatan edukasi “Anak Cinta Laut”.

Tidak hanya belajar, anak-anak juga melakukan beberapa permainan, aktivitas mewarnai gambar kehidupan laut, serta melakukan aksi kampanye menggunakan 25 media kampanye secara bersama-sama.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari Kepala SD Negeri 182 Maluku tengah, Paiman Kepa. Ia mengatakan, edukasi lingkungan seperti ini jarang dilakukan di Pulau Ay.

“Saya sangat berterima kasih, semoga edukasi lingkungan yang diberikan dapat membuka cakrawala berpikir para murid untuk bersama-sama menjaga alam laut dan hutan yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Pulau Ay,” ucap Paiman.

Baca juga: Pelajar di Maluku diajak tingkatkan kesadaran isu-isu lingkungan hidup

Pewarta: Winda Herman
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023