Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota(Pemkot) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) melakukan sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan via online atau kekerasan berbasis gender online (KBGO) di Ruang Samaturu Balai Kota, Kota Kendari, Provinsi Sultra.

Kepala DPPPA Kota Kendari Siti Ganef melalui keterangan resminya Jumat, mengatakan bahwa kekerasan pada perempuan dan anak memiliki dampak psikologis yang buruk, seperti trauma, reaksi fisik, keinginan bunuh diri, dan berbagai reaksi negatif lainnya.

"Untuk memulihkan korban kekerasan tersebut, perlu butuh waktu lama," kata Siti Ganef.

Dia mengungkapkan bahwa kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan baik secara verbal, seksual, maupun fisik tersebut membutuhkan penyembuhan yang tidak semudah seperti penyembuhan cedera fisik, akan tetapi kehidupan psikologis korban juga menjadi taruhannya.

“Dapat berakibat menyebabkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikologis atau seksual. Kekerasan terhadap perempuan merupakan bentuk pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) yang harus diakhiri oleh semua orang yang mewujudkan kesetaraan gender,” sebutnya.


 

Pemateri pada kegiatan sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan KBGO di Kota Kendari. (Antara/HO-Pemkot Kendari)

Siti Ganef menyebutkan bahwa kasus KBGO mengalami tren naik akibat kesenjangan pengguna internet laki-laki dan perempuan. Hal itu seringkali menempatkan perempuan sebagai pihak yang gampang ditipu daya dan ditekan oleh pihak tidak bertanggung jawab.

Terlebih, kata Siti Ganef, sulitnya mengidentifikasi identitas pelaku KBGO di dunia digital, jejak digital korban yang sudah tersebar di internet dan sulit dihapuskan juga menjadi permasalahan yang seringkali menjadi tantangan.

“Salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan adalah kekerasan berbasis gender online yang menempatkan perempuan sebagai korban, melalui sarana internet dengan cara bertransmisi atau mendistribusikan data digital diri korban. Akibatnya tersebarnya data diri korban yang menyebabkan kerugian psikologis sosial dan keterasingan sosial,” jelasnya.

Menurutnya, untuk melakukan pencegahan kekerasan berbasis gender online tersebut, pihaknya menganggap sangat penting adanya literasi digital bagi perempuan agar tidak menjadi korban dari KBGO.

Diketahui, dalam kegiatan tersebut dihadirkan juga Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Kendari dan Kanit PPA Polresta Kendari.
Baca juga: Anggota DPR jelaskan langkah laporkan kasus KBGO
Baca juga: Perempuan perlu miliki resiliensi digital agar terhindar dari KBGO
Baca juga: Psikolog bagi langkah penanganan tepat untuk korban KBGO
Baca juga: Terkendala bukti kasus kekerasan gender online sulit diproses hukum


Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023