Pemkot Kendari akan membangun TPST lengkap dengan fasilitasnya membutuhkan anggaran sekitar Rp80 miliar di tahun 2024.
Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota atau Pemkot Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapatkan bantuan dana untuk pengelolaan sampah atau Pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dari Bank Dunia.

Penjabat Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu di Kendari, Senin mengatakan bahwa pihaknya ingin mengembalikan kondisi tempat pengelolaan akhir (TPA) Puuwatu seluas hampir 25 hektare.

 Pemkot Kendari akan membangun TPST lengkap dengan fasilitasnya membutuhkan anggaran sekitar Rp80 miliar di tahun 2024. “Untuk pengembangan TPST TPA Puuwatu telah tersedia kurang lebih 1,6 hektare luasannya dengan sertifikat milik pemerintah kota Kendari,” kata Asmawa saat menerima kunjungan dari Tim Kemendagri RI

Dia menyebutkan bahwa saat ini Pemkot Kendari telah menyediakan sejumlah anggaran untuk studi kelayakan (Feasibility Study) dan rancang bangun rinci (detail engineering design) di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2023.

Pj Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu saat menerima kunjungan Tim Kemendagri RI di TPA Puuwatu, Kota Kendari. (Antara/HO-Pemkot Kendari)

Dia mengungkapkan bahwa peluncuran rencana pembangunan tersebut akan dilakukan di akhir Desember 2023 dan dirangkaikan dengan kegiatan gerakan inovasi langsung aksi dalam penanganan sampah (Gila Sampah).

Sementara itu, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah ( SUPD) II Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia (RI) Suprayitno menjelaskan bahwa program peningkatan penyediaan layanan lokal atau Local Service Delivery Improvement Project (LSDP) memiliki banyak peminat. Mereka mencatat, di awal sekira 80 daerah mengusulkan, kemudian disaring menjadi 46 daerah dan terakhir tersisa enam daerah termasuk Kota Kendari.

“Kendari menjadi salah satu contoh karena kesiapan Kota Kendari, konon kabarnya lima tahun, enam tahun lalu, TPA di sini menjadi yang terbaik di Indonesia,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa program ini ingin membangkitkan kembali pengelolaan persampahan yang pernah ada, sebab program LSDP merupakan upaya untuk meningkatkan manajemen pengelolaan sampah di wilayah perkotaan dari sisi tata kelola pemerintahan, kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat, pemberdayaan masyarakat serta kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha.

Usai berdiskusi dan mengumpulkan sejumlah informasi, tim Kemendagri dan Bank Dunia melanjutkan kunjungan lapangan di TPA Puuwatu.

Di sana mereka kembali berdiskusi dan menggali banyak informasi tentang TPA Puuwatu. Kemudian dilanjutkan melihat mesin pembangkit listrik gas metan yang kembali difungsikan.

Tim juga melihat kondisi kolam lindi yang masih butuh penanganan agar tidak mengganggu lingkungan. Usai kunjungan itu, tim menyempatkan diri melihat salah satu rumah yang menggunakan gas metan sebagai bahan bakar kompor. Lalu berdiskusi dengan para pemulung yang tinggal di kawasan perumahan TPA Puuwatu.
Baca juga: Kendari gelar lomba pungut sampah di laut
Baca juga: TPS sampah disudut Kota Kendari bertahap dihilangkan
Baca juga: Kendari akan menutup tempat penampungan sampah di pinggir jalan


Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023