Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis dermatologi venereology dan estetika RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Shannaz Nadia Yusharyahya SpKK(K) MHA mengatakan untuk mencapai perawatan kulit agar awet muda dan mencegah penuaan, harus paham tujuan perawatannya dan tidak bisa instan.

“Kalau kita mau mencapai perawatan kulit, kita harus tahu dulu tujuannya, inginnya kulit yang sehat, halus, warnanya juga rata, bebas dari tumor-tumor jinak, lembab, kuat dan kencang. itu juga nggak bisa instan, itu harus dimulai sejak muda,” ucap Nadia dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Nadia mengatakan, kulit yang menua terjadi karena dua faktor yaitu faktor dari dalam seperti faktor genetik, pengaruh hormonal dan metabolisme. Selain itu, juga ada faktor dari luar atau eksternal seperti sinar ultraviolet, polusi udara, pola makan yang tidak baik, serta sinar biru dari layar gawai.

Tanda kulit menua bisa dilihat dari munculnya kerut halus maupun kasar, kulit menjadi lebih kusam, dan lapisan kulit menjadi lebih tipis serta muncul tumor-tumor kecil baik jinak maupun yang ganas.​​​​​​​

Baca juga: Bolehkah berganti "skincare" setiap hari?

Baca juga: Tinggal di Bali, Ditto Percussion jadi lebih perhatian pada kulit


Nadia menyebutkan untuk mencegah penuaan datang lebih cepat, bisa menggunakan pelembab yang dipakai untuk pagi dan malam serta perlindungan dari sinar matahari dengan tabir surya minimal SPF 30 dan PA untuk perlindungan ultraviolet A.

“Cara pakaiannya juga harus benar, jumlahnya harus cukup, kemudian diulang. Diusahakan kalau lagi ada matahari menghindari, tapi kalau nggak bisa tambah perlindungan fisik pakai topik, kemudian pakai kacamata hitam,” kata Nadia.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan untuk pelembab mencegah kerutan, bisa memakai yang mengandung retinoid yang merangsang kolagen. Kemudian untuk mengurangi flek hitam, juga bisa memilih produk perawatan kulit yang mengandung bahan asam alami seperti asam koji, arbutin dan licorice.

Baca juga: Sejumlah langkah perawatan kulit saat polusi udara tinggi

Jika dirasa belum puas, selain menggunakan skin care juga bisa mendatangi dokter spesialis dermatologi, venereology dan estetika untuk mendapatkan krim yang mengandung obat-obatan sesuai resep. Selama memakai produk racikan dokter, pengguna juga harus rutin kontrol dan tidak boleh membeli obat sendiri tanpa resep lanjutan.

“Bisa juga ada tindakan-tindakan lebih lanjut, misalnya dilakukan pengelupasan secara kimia dengan peeling, atau bisa juga dengan fisikal jadi pemakai mikrodermabrasi, laser, kemudian injeksi neurotoksin, kalau misalnya ada banyak kerut-kerut yang dalam,” kata Nadia.

Selain menggunakan krim yang dibeli bebas maupun resep dokter, Nadia juga menyarankan untuk melakukan kebiasaan baik seperti pola hidup sehat unuk menyehatkan kulit. Selain itu, makan makanan bergizi seimbang, banyak makan buah dan sayur, olahraga teratur 3 kali seminggu minimal 30 menit.

Untuk membantu melembabkan kulit juga perlu minum yang cukup, mencukupi kebutuhan tidur, hindari minum alkohol dan merokok, serta kelola stress.

“Orang yang stres itu kelihatan di kulitnya, misalnya punya hobi, sosialisasi, rekreasi sama keluarga, simple-simple aja gitu, gak usah lama-lama, misalnya baca buku di rumah, gitu ya, jadi itu untuk mengelola stress,” ucap Nadia.

Baca juga: Cara mengembalikan “skin barrier” yang rusak

Baca juga: Mengenal BHA, formula untuk perawatan wajah berminyak dan berjerawat

Baca juga: Cuci 3 bagian tubuh ini saat mandi agar tidak terkena infeksi kulit


Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023