"Para lansia tersebut mendapatkan makanan dua kali sehari dengan anggaran Rp30 ribu dan ditambah biaya kurir Rp2.000. Jadi anggarannya Rp32 ribu/hari,"
Pariaman (ANTARA) -
Kementerian Sosial membantu memberikan makanan saji untuk 107 lansia tunggal di Kota Pariaman, Sumatera Barat sejak tahun  2022 guna memenuhi kebutuhan warga dengan usia 80 tahun ke atas di daerah tersebut.
 
"Para lansia tersebut mendapatkan makanan dua kali sehari dengan anggaran Rp30 ribu dan ditambah biaya kurir Rp2.000. Jadi anggarannya Rp32 ribu," kata Kepala Dinas Sosial Kota Pariaman Muhammad Rum di Pariaman, Minggu.
 
Ia mengatakan makanan yang terdiri dari nasi dengan lauk bervariasi, sayur, dan ditambah buah tersebut dimasak dan disalurkan oleh kelompok masyarakat setempat.
 
Pemberian bantuan makanan saji tersebut bertujuan untuk membantu lansia yang tinggal seorang diri di rumahnya karena tidak memiliki keluarga dekat sedangkan yang bersangkutan menolak tinggal di panti jompo.
 
"Untuk kesehatan mereka dipantau terus oleh bidan desa, pemerintah desa dan warga bisa memantau keseharian," katanya.
 
Ia menyampaikan bantuan yang diberikan selama enam bulan dalam satu tahun tersebut mulai dijalankan pada 2022 dengan anggaran per hari untuk dua kali makan ditambah biaya kurir Rp21 ribu yang kemudian pada 2023 anggarannya naik.
 
"Pada 2022 Pariaman menjadi daerah percontohan karena ini program baru. Hanya 222 daerah di Indonesia dan tujuh di Sumbar yang mendapatkan program ini salah satunya Pariaman," ujarnya.
 
Ia menyebutkan awalnya hanya 48 lansia di Pariaman yang mendapatkan bantuan makanan saji tersebut namun setelah dirinya kembali meminta kepada Kemensos maka jumlah penerimanya bertambah menjadi 107 orang.
 
Ia meminta Kemensos RI menambah jumlah penerima bantuan makanan saji untuk lansia tersebut karena berdasarkan data yang dihimpun daerah itu memiliki 220 lansia tunggal yang memerlukan bantuan.
 
Ia juga meminta bantuan dari Kemensos tersebut diberikan selama satu tahun penuh karena pihaknya telah mencoba menghitung anggaran untuk program tersebut dengan menggunakan APBD Pariaman untuk enam bulan namun tidak bisa terakomodir oleh keuangan daerah.
 
"Dananya besar, tentu tidak mampu diakomodir oleh keuangan daerah," katanya.
 
Ia menambahkan lansia yang mendapatkan bantuan tersebut juga merupakan penerima program keluarga harapan namun kelompok usai tersebut tidak dapat bekerja.

Pewarta: Rahmatul Laila
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023