Masyarakat jadi punya waktu untuk melakukan mitigasi
Jakarta (ANTARA) - Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta memfasilitasi masyarakat untuk bisa mengakses peringatan dini banjir secara daring melalui aplikasi Sistem Peringatan Dini Banjir.

Ketua Subkelompok Perencanaan Pengendalian Banjir dan Drainase Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta Maman Supratman di Jakarta, Rabu, mengatakan, melalui aplikasi tersebut masyarakat dapat memantau tinggi muka air dan melakukan mitigasi banjir sesegera mungkin jika tinggi muka airnya meningkat.

"Misalnya, di Katulampa statusnya sudah siaga dua dan diproyeksikan akan sampai di Manggarai, Jakarta, dalam 10 jam. Masyarakat jadi punya waktu untuk melakukan mitigasi sedini mungkin, seperti memindahkan barang berharga dari lantai satu ke lantai dua," kata Maman. 

Kemudian dalam aplikasi tersebut, lanjutnya, masyarakat juga dapat memantau curah hujan, memantau prakiraan cuaca, mendapatkan kontak-kontak penting dapat dihubungi ketika terjadi keadaan darurat, hingga memberikan laporan serta saran dan masukan.

Baca juga: Tanggulangi banjir, Pemkot Jaktim cek perbaikan turap dan jembatan

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya guna mengantisipasi banjir, salah satunya mengeruk saluran air, sungai dan waduk di lima wilayah kota dan kabupaten administrasi.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyiagakan perahu karet di setiap kelurahan sebagai persiapan untuk evakuasi apabila terjadi banjir.

Sejumlah personel serta sarana dan prasarana juga disiapkan untuk mengantisipasi hal tersebut.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji saat dihubungi pada Sabtu (25/11) mengatakan, potensi genangan tetap akan terjadi khususnya di 25 wilayah yang berada di dekat bantaran sungai seperti Kelurahan Kalibata, Jatinegara, Cipulir dan Cipayung.

Baca juga: Pemprov DKI keruk sungai dan waduk untuk antisipasi banjir

"Khusus di daerah itu kami juga sudah lebih meningkatkan kewaspadaan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi dan menghadapi banjir," kata Isnawa.

Ia pun optimis dampak musim hujan khususnya pada momen puncak yang diprediksi terjadi pada Januari dan Februari 2024 akan bisa teratasi dan mampu meminimalisir akibat buruk dibanding tahun sebelumnya.

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023