Bengkulu (ANTARA News) - Organisasi mahasiswa Bengkulu yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Pro Rakyat (Kompor) berencana mangadukan permasalahan Pasarsubuh Kota Bengkulu ke Presiden.

"Besok pagi pukul 09.00 WIB saya bersama bendahara PMII akan berangkat ke Jakarta guna melakukan konsolidasi dengan Pengurus Besar (PB) PMII tentang permasalahan Pasarsubuh ini," kata Koordinator Kompor sekaligus Ketua Umum PMII Cabang Bengkulu, M Iqbal saat konferensi pers di sekretariat PMII Bengkulu, di Kota Bengkulu, Sabtu.

Iqbal mengatakan bahwa dia bersama rekan-rekan PB PMII Pusat akan menggelar aksi di depan Istana Presiden.

"Kami menilai Pemerintah Kota Bengkulu tidak mampu untuk menyelesaikannya, dengan menggelar aksi, maka permasalahan relokasi Pasarsubuh Kota Bengkulu akan mencuat menjadi isu nasional," kata dia.

Upaya memperjuangkan nasib Pasarsubuh Kota Bengkulu masih terus berlanjut, karena menurut dia, para pedagang tidak mau direlokasi ke tempat yang baru di Pasar Barukoto II, karena pedagang menilai tempat tersebut tidak representatif.

"Sampai saat ini pedagang terus maminta mahasiswa untuk memperjuangkan hak mereka berjualan di sekitar area Pasar Minggu Kota Bengkulu karena lokasinya masih bersebelahan dengan Pasarsubuh" kata dia.

Selain membawa tuntutan lokasi yang lebih baik untuk dijadikan tempat pedagang berjualan, dia menjelaskan, Koalisi Mahasiswa Pro Rakyat juga membawa tuntutan pedagang agar melepaskan rekannya yang ditangkap usai penertiban Pasarsubuh beberapa hari yang lalu.

"Mereka berharap tiga rekannya dibebaskan dari tahanan, karena menurut pedagang pada dasarnya ketiga rekannya tidak bersalah," kata dia.

Selain akan menggelar aksi di depan Istana Presiden, Koalisi Mahasiswa Pro Rakyat menurut dia juga akan membawa permasalahan reloksi Pasarsubuh Kota Bengkulu ke Komnas HAM.

"Kita juga akan melapor ke Komnas HAM dengan membawa dokumen bukti-bukti yang telah dikumpulkan oleh Kompor selama relokasi," kata dia.

Seorang pedagang di Pasarsubuh mengatakan bahwa dia bersama rekan-rekannya mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pascarelokasi.

"Kita sudah coba berjualan di Barukoto II tapi tidak laku, sementara suami saya hanya buruh harian kadang kerja kadang tidak. Kalau bisa kami itu diizinkan berjualan di sekitar kawasan Pasar Minggu karena di sana pelanggan kami yang dulu tentu masih ada," kata dia.

Pasarsubuh Kota Bengkulu yang berada di Jalan KZ Abidin II direlokasi ke Pasar Barukoto II pada tanggal 8 Juli 2013, namun mendapat penolakan dari pedagang.

Pedagang yang menolak menggelar aksi protes terhadap kebijakan Pemerintah Kota Bengkulu dan pedagang juga meminta pihak legislatif setempat untuk mengakomodasi keinginan mereka yang tidak ingin direlokasi.

Aksi pedagang mereda setelah beberapa orang rekannya diamankan di Mapolres Kota Bengkulu oleh karena dianggap sebagai provokator serta tertangkap membawa senjata tajam saat digelar aksi "sweeping".

Sedangkan Pemerintah Kota Bengkulu merelokasi pedagang, karena keinginan pemerintah setempat untuk memberikan pedagang lokasi berjualan yang sesuai dengan peruntukannya, bukan berjualan di badan jalan.
(KR-BLW/T013)

Pewarta: Boyke LW
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013