Jakarta (ANTARA) - Pakar dermatologi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia Cabang Yogyakarta dr. Nuri Usman, Sp.DV, menilai perawatan kecantikan dengan masa pemulihan yang singkat kian digemari tahun ini. 

"Lebih ke skin booster (perawatan untuk hidrasi) serta perawatan campuran. Perawatan yang sebelumnya (populer), laser. Tapi, saat ini kombinasi antara suntikan dan nonsuntikan yang minim downtime (masa pemulihan)," kata Nuri dalam sebuah gelar wicara di Jakarta, Selasa.

Skin booster adalah tindakan perawatan kulit melalui suntikan guna menghidrasi kulit sekaligus meremajakannya. Salah satu skin booster yang dikenal beberapa waktu terakhir yakni menggunakan ekstrak DNA sel reproduksi spesies salmon.

Baca juga: Tren kecantikan 2024: perawatan berbasis teknologi

Menurut Nuri, perawatan itu dapat membantu meremajakan kulit sekaligus mencegah penuaan pada mereka yang berusia muda, dengan masa pemulihan satu hingga dua hari. Perawatan dengan masa pemulihan relatif singkat dan menawarkan hasil yang bagus lebih disukai orang-orang.

"Kalau laser mungkin downtime-nya bisa lebih lama, mungkin dikombinasikan dengan laser yang tanpa downtime, skin booster DNA salmon di masa mendatang," ujar dia.

Berbicara lebih lanjut mengenai perawatan kecantikan menggunakan ekstrak DNA salmon, Nuri pernah menerapkannya pada pasien berusia paling muda yakni berusia 21 tahun dan 80 tahun sebagai usia tertua.

Pada orang berusia muda, perawatan menggunakan ekstrak DNA salmon yang dimurnikan juga dapat membantu mengatasi kemerahan dan memperbaiki kondisi kulit dengan bekas jerawat. Usai tindakan, pasien disarankan tidak melakukan olahraga berat dan berenang, demi menghindari terjadinya infeksi pada area kulit yang disuntik.

Baca juga: Kecantikan pikiran-tubuh bakal jadi tren tahun 2024

Selain itu, pasien disarankan menghentikan sementara pemakaian produk perawatan kulit yang sifatnya mengangkat sel kulit mati di lapisan kulit terluar atau dikenal sebagai eksfoliasi.

"Satu dua hari di-setop dulu. Tabir surya boleh dipakai. Sabun wajah boleh," ujar Nuri.

Dia menyarankan pasien melakukan perawatan hingga empat kali dalam rentang waktu empat pekan agar hasilnya bisa bertahan selama satu tahun.

"(Kalau tidak empat kali), Enggak masalah, tapi, (hasilnya) tidak akan bertahan lama, seperti setahun yang kita harapkan, mungkin hanya tiga-enam bulan. Kalau sudah setahun, disuntik lagi. Untuk mempertahankan. Kalau enggak mau diulang, juga enggak apa-apa," kata Nuri.

Baca juga: Ini yang perlu diketahui jika melakukan perawatan wajah pertama kali

Baca juga: Bolehkah berganti "skincare" setiap hari?

Baca juga: Cara mengembalikan “skin barrier” yang rusak

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024