Jadi jangan pisahkan Program KB dengan pencegahan stunting, karena ini sangat berkaitan erat
Jakarta (ANTARA) - Direktur Bina Pelayanan Keluarga Berencana (KB) wilayah khusus Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Fajar Firdawati mengatakan kontrasepsi atau Program KB sangat berperan penting untuk mencegah stunting dan Angka Kematian Ibu (AKI).

"KB sangat berperan mencegah stunting. Jadi jangan pisahkan Program KB dengan pencegahan stunting, karena ini sangat berkaitan erat. Sementara untuk menurunkan AKI, ketika kepesertaan KB 64,2 persen secara global, maka bisa menurunkan AKI sebesar 44 persen," kata Firdawati pada diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi dan perlindungan, serta sebagai bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Baca juga: BKKBN ingatkan untuk berKB pascapersalinan, cegah anak stunting

Apabila Program KB tercapai 100 persen, kata dia, maka akan menurunkan 70 persen jumlah kehamilan tidak direncanakan, 74 persen jumlah aborsi yang tidak aman, 25 persen jumlah kematian ibu, dan 18 persen jumlah kematian bayi baru lahir.

"KB itu menjadi salah satu pilar untuk menurunkan AKI berdasarkan safe motherhood," ucapnya.

Empat pilar safe motherhood adalah sebuah inisiatif yang dimulai oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada tahun 1987 yakni keluarga berencana, asuhan antenatal (pemeriksaan ibu hamil), persalinan aman dan bersih, serta pelayanan obstetri esensial berupa pelayanan kesehatan primer dan pemberdayaan perempuan.

Ia menjelaskan jenis-jenis kontrasepsi berdasarkan angka perlindungannya terdiri dari metode modern atau tradisional.

Baca juga: BKKBN optimalkan peran Kampung KB kembangkan program Bangga Kencana

"Ada 11 jenis kontrasepsi. Kontrasepsi modern terdiri dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Cu dan LNG, implan, suntik, pil, kondom, tubektomi atau Metode Operasi Wanita (MOW), vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP), dan Metode Amenore Laktasi atau MAL," paparnya.

Adapun MAL  yang mengandalkan pemberian ASI eksklusif, syaratnya ibu memberikan ASI eksklusif adalah bayi masih berusia enam bulan dan ibu belum menstruasi.

"Sedangkan untuk kontrasepsi tradisional adalah sadar masa subur dan senggama terputus," imbuhnya.

Ia juga menyebutkan BKKBN terus meningkatkan kepesertaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan kontrasepsi pascapersalinan.

Baca juga: Guru besar UI: Susuk KB pilihan terbaik kontrasepsi

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024