Ketersediaan pangan itu 'kan tidak semuanya tersedia karena diproduksi oleh masyarakat Banyumas sendiri. Ada yang harus impor dari kabupaten lain,
Purwokerto (ANTARA) - Penjabat (PJ) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengharapkan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dapat segera mewujudkan swasembada berbagai komoditas pangan sebagai bagian dari pengendalian inflasi daerah.

"Ketersediaan pangan itu 'kan tidak semuanya tersedia karena diproduksi oleh masyarakat Banyumas sendiri. Ada yang harus impor dari kabupaten lain," kata Pj Bupati dalam Peluncuran Kampung Sadar Inflasi (Kadarsi) di Aula Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas, Selasa.

Ia mengaku telah memilah sejumlah komoditas pangan yang hingga saat ini belum bisa dipenuhi oleh petani di Banyumas, salah satunya kedelai. Saat ini di Banyumas tidak ada produksi kedelai, sedangkan kebutuhannya rata-rata 1.966 ton per bulan.

"Tomat yang ternyata kita tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Banyumas. Kebutuhannya adalah 132,8 ton, sementara kita baru memenuhi 102 ton," katanya.

Baca juga: PTPN III Holding Perkebunan mempersiapkan menuju swasembada gula

Ia mengatakan  salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat berupa Kampung Sadar Inflasi agar masyarakat bisa menanam komoditas pangan tersebut, sehingga dapat panen dalam tiga bulan ke depan.

Menurut dia, hal itu telah dilakukan TPID Kabupaten Banyumas bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto ketika berupaya memenuhi kebutuhan cabai, yakni dengan memanfaatkan galengan-galengan di sawah untuk menanam cabai.

Saat ditemui wartawan, Pj Bupati mengatakan Kampung Sadar Inflasi diluncurkan untuk memastikan bahwa ketersediaan, distribusi, dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok masyarakat terjamin.

"Kita memastikan bahwa sampai prognosa di bulan April, ketersediaan kebutuhan pokok bahan pangan kita surplus. Jadi dari ketersediaan tidak ada yang kurang, bahkan juga termasuk jagung, kedelai, baik itu yang ada di Bulog maupun pasar termasuk yang masih di petani itu insyaallah mencukupi," katanya.

Baca juga: Pentingnya transformasi sistem pangan di Indonesia

Sementara itu, Kepala KPw BI Purwokerto Christoveny mengatakan peluncuran Kampung Sadar Inflasi atau Kadarsi tersebut merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi dari TPID Kabupaten Banyumas.

Menurut dia, Kampung Sadar Inflasi yang diresmikan merupakan program percontohan pengembangan budi daya hortikultura dengan pemanfaatan lahan pekarangan yang bertujuan untuk menciptakan kemandirian pangan agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangannya dari lingkungannya sendiri, sehingga inflasi dapat lebih terkendali.

"Pengembangan Kampung Sadar inflasi ini sejalan dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP, di mana salah satu program unggulannya dalam menciptakan ketahanan pangan nasional," katanya.

Dia mengharapkan melalui Kampung Sadar Inflasi tersebut, ketahanan pangan masyarakat makin meningkat.

Dia mengatakan BI Purwokerto terus mendukung upaya pengembangan Kampung Sadar Inflasi di antaranya dengan memberikan pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan untuk budi daya dalam rangka meningkatkan kapabilitas dan kapasitas dari ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) maupun Kelompok Wanita Tani (KWT) Wijaya Kusuma, Kelurahan Sumampir.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024