Di tahun 2023, total DPK meningkat 22,3 persen dibandingkan DPK pada akhir tahun sebelumnya menjadi Rp12,8 triliun.
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatat penyaluran kredit mengalami peningkatan di tahun 2023 sebesar 13,2 persen menjadi Rp11,4 triliun, dibandingkan nilai kredit pada akhir tahun 2022.

Menurut perseroan, pencapaian tersebut lebih tinggi daripada peningkatan kredit industri perbankan secara keseluruhan yang tercatat berada di tingkat 12,3 persen. Sementara dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) Bank Sampoerna juga menunjukkan peningkatan di tahun 2023.

"Di tahun 2023, total DPK meningkat 22,3 persen dibandingkan DPK pada akhir tahun sebelumnya menjadi Rp12,8 triliun. Peningkatan ini melampaui peningkatan DPK industri perbankan keseluruhan yang pada periode yang sama meningkat 6,3 persen," kata Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Pada tahun 2023, Bank Sampoerna membukukan laba bersih senilai Rp62 miliar. Angka tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan laba tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp27 miliar.

Selain didukung pendapatan bunga, perseroan menyampaikan bahwa kinerja Bank Sampoerna juga dicapai dengan peningkatan pendapatan non-bunga dan pengelolaan kredit yang baik.

Adapun pendapatan non-bunga pada tahun 2023 yang diraih Bank Sampoerna mencapai Rp123 miliar atau meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di sepanjang tahun 2023, jumlah transaksi digital mencapai 25 juta dengan volume sebesar Rp102 triliun.

"Dengan demikian, secara keseluruhan Bank Sampoerna membukukan kenaikan lebih dari dua kali lipat pendapatan non-bunga dibandingkan yang dibukukan pada tahun sebelumnya. Hal ini memiliki dampak yang signifikan terhadap pencapaian laba bersih," kata Henky.

Kinerja Bank Sampoerna yang terus meningkat terlihat dari rasio imbal ekuitas (return on equity/ROE) dan rasio imbal balik aset (return on asset/ROA). Pada tahun 2023, ROE menyentuh angka 2,00 persen atau naik 1,03 persen dari 0,97 persen. Sementara ROA mencapai angka 0,53 persen atau naik 0,24 persen dari 0,29 persen.

CEO Bank Sampoerna Ali Rukmijah menambahkan bahwa kinerja Bank Sampoerna yang baik tersebut dicapai dengan dukungan fundamental keuangan dan praktik keuangan yang penuh kehati-hatian (prudent).

Tercatat, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) pada akhir 2023 mencapai 30,2 persen atau sekitar 3 kali lipat dibandingkan rasio minimum yang ditetapkan berdasarkan regulasi yang ada.

Rasio pinjaman tersalurkan terhadap DPK (loan to deposit ratio/LDR) juga cukup leluasa pada tingkat 89,1 persen, dengan kualitas pinjaman terjaga sebagaimana terefleksikan pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di 3,3 persen.

"Struktur dan fundamental keuangan Bank Sampoerna yang kuat memungkinkan kami untuk mengembangkan layanan lebih lanjut di tahun 2024 ini," kata Ali.

Ke depannya, Bank Sampoerna akan terus dan turut mengajak masyarakat untuk mendukung UMKM termasuk para milenial dan generasi Z. Dengan memanfaatkan Sampoerna Mobile Saving, menurut perseroan, masyarakat telah ikut berperan dalam mendukung UMKM.

"Kami berterima kasih atas kepercayaan masyarakat serta dukungan aktif dari pemerintah dan regulator, sehingga Bank Sampoerna mencatatakan kinerja baik di tahun 2023. Tantangan belum akan mereda di tahun 2024. Namun demikian, dengan dukungan semua pihak, kami meyakini perekonomian tetap akan tetap bertumbuh baik dan lebih inklusif," kata Ali pula.
Baca juga: Bank Sampoerna kunjungi nasabah di Bekasi dukung pemberdayaan UMKM
Baca juga: Solusiku perkuat inklusi keuangan di Indonesia

 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024