Jakarta (ANTARA) -
Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatatkan penyaluran pinjaman sebesar Rp 10,1 triliun pada tahun 2022 atau meningkat 18,5 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
 
Peningkatan ini melampaui peningkatan pinjaman keseluruhan industri perbankan yang tercatat sebesar 11,4 persen (yoy) pada kurun waktu yang sama.
 
“Sejalan dengan misi Bank Sampoerna untuk memajukan UMKM, hampir 40 persen dari pinjaman yang diberikan Bank Sampoerna merupakan pinjaman usaha secara langsung ke UMKM," kata Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
 
Memperhitungkan pinjaman multiguna yang diberikan ke UMKM dan pinjaman ke institusi keuangan yang kemudian menyalurkannya ke UMKM, kata dia, maka sesungguhnya sekitar 62 persen pinjaman yang disalurkan Bank Sampoerna dimanfaatkan oleh UMKM.
 
Tak kurang dari 300 ribu unit usaha maupun perorangan, termasuk lebih dari 77 ribu UMKM dilayani Bank Sampoerna per akhir 2022. Jumlah ini meningkat empat kali lipat dibandingkan unit usaha dan perorangan yang dilayani pada satu tahun sebelumnya.
 
Kolaborasi multi pihak dan pemanfaatan teknologi digital memungkinkan hal tersebut terjadi. Bank Sampoerna mengapresiasi berbagai kebijakan regulator yang berperan besar dalam pemulihan ekonomi nasional dan efektivitas fungsi intermediasi perbankan di tengah berbagai ketidakpastian.

Meski demikian, Henky menyebutkan pertumbuhan pinjaman dicapai dengan tetap mempertahankan kualitas. Meski mengalami peningkatan, rasio pinjaman bermasalah secara bruto (Non-Performing Loan/NPL Gross) terhadap keseluruhan pinjaman dijaga pada tingkat 2,9 persen atau meningkat tipis dari 2,7 persen pada akhir tahun 2021.
 
Peningkatan rasio NPL ini masih ternilai wajar mengingat kondisi perbankan terus berangsur normal dengan terlampauinya pinjaman yang berada pada periode restrukturisasi.
 
Di sisi lain, jumlah pinjaman yang direstrukturisasi telah berangsur menurun secara cepat. Per akhir tahun 2022, jumlah pinjaman yang direstrukturisasi berada pada tingkat 23,2 persen atau jauh menurun dari 33,1 persen per akhir tahun sebelumnya.
 
Masih dalam periode waktu yang sama, Bank Sampoerna mencatatkan pertumbuhan akumulasi dana pihak ketiga (DPK) sebesar 10,3 persen (yoy) menjadi Rp10,4 triliun pada tahun 2022. Pertumbuhan ini juga melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan nasional yang tercatat di angka 9,4 persen (yoy).

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023