Jakarta (ANTARA) - Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata menunjukkan salah satu hasil  Patroli Bersama Tahun 2023 dan 2024 yang melibatkan ragam instansi di antaranya Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI dan TNI Angkatan Laut.

Operasi Patroli Bersama Tahun 2024, yang saat ini masih berlangsung, sejak 20 Maret 2024 dan berlangsung selama 100 hari ke depan atau selama kurang lebih tiga bulan.

Dalam paparannya saat seminar yang digelar Indonesia Ocean Justice Initiative di Jakarta, Selasa, Pangkoarmada RI menunjukkan salah satu hasil operasi, yaitu tertangkapnya kapal asing dengan anak buah kapal (ABK) asing, yang diduga tidak dilengkapi dokumen-dokumen lengkap.

“KRI Lepu-861 menangkap MV Sakura dengan ABK warga negara Thailand dan Myanmar, diduga tidak memiliki dokumen dan berlayar di perairan timur Pulau Buru, Kepulauan Riau,” demikian paparan Pangkoarmada RI saat seminar.

Namun, dia tak menjelaskan waktu penangkapan dan proses hukum yang dikenakan terhadap kapal kargo berbendera Liberia itu.

Walaupun demikian, dia menegaskan keamanan laut merupakan tanggung jawab semua, sehingga TNI Angkatan Laut termasuk armada kapal-kapalnya selalu siap untuk bersama-sama terlibat dalam Patroli Bersama yang digelar rutin sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Keamanan, Keselamatan, dan Penegakan Hukum di Wilayah Perairan Indonesia dan di Wilayah Yurisdiksi Indonesia.

“Angkatan Laut terus melaksanakan operasi bersama Bakamla dan kementerian/lembaga lainnya, pada 2024 ini digelar patroli nasional dengan dasar keputusan Menko Polhukam,” kata Denih.

Dia merujuk pada Keputusan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Nasional Nomor 13 Tahun 2024 tentang Rencana Patroli Nasional.

Patroli Nasional yang disebut juga Patroli Bersama 2024 dibuka langsung oleh Kepala Bakamla RI Laksamana Madya TNI Irvansyah di Dermaga Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmada III di Tawiri, Ambon, Maluku pada 20 Maret 2024.

Operasi Patroli Bersama 2024 itu melibatkan kapal-kapal dari Bakamla RI, TNI AL, Korps Kepolisian Perairan dan Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Polri, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.

Beberapa daerah perairan yang menjadi fokus utama Patroli Bersama 2024 mencakup pantai utara dan barat Aceh, Selat Malaka, Selat Singapura, pantai timur Kalimantan Utara, Laut Natuna Utara, Selat Sunda, Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Aru dan Laut Arafuru, dan wilayah-wilayah tertentu yang ditetapkan oleh Kepala Bakamla mempertimbangkan dinamika ancaman yang dapat berubah sewaktu-waktu.

Kepala Bakamla saat membuka Patroli Bersama 2024 itu menjelaskan tujuan kegiatan itu, antara lain meningkatkan keamanan, keselamatan, dan penegakan hukum di perairan Indonesia, dan mewujudkan sinergi penyelenggaraan patroli yang efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya dengan tetap mengedepankan aspek keamanan nasional.

"Tanpa kerja sama yang optimal maka upaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna laut dan seluruh masyarakat Indonesia sulit untuk diwujudkan," kata Kepala Bakamla RI saat pembukaan Patroli Bersama 2024 di Ambon pada 20 Maret 2024.
Baca juga: Bakamla gelar Patroli Bersama 2024 untuk tingkatkan keamanan
Baca juga: Pangkoarmada: Kapal ikan Vietnam hati-hati masuk RI karena yellow card
Baca juga: TNI AL siapkan KRI Halasan uji tembak rudal pada Latopslagab 2024

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024