Denpasar (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Bali mencatat penyaluran kredit di provinsi itu hingga triwulan I 2024 mencapai Rp106,12 triliun atau tumbuh 6,52 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Sabtu, mengatakan data sektor perbankan berupa penyaluran kredit maupun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Provinsi Bali pada triwulan I 2024 mengalami pertumbuhan yang semakin membaik dari periode sebelumnya.

Dari penyaluran kredit mencapai Rp106,12 triliun itu, untuk penyaluran kredit Bank Umum di Bali sebesar Rp93,17 triliun dan penyaluran kredit BPR posisi Maret 2024 mencapai Rp12,95 triliun.

Penyaluran kredit Bank Umum di Bali sebesar Rp93,17 triliun itu tumbuh 6,92 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan posisi Maret 2023 yang sebesar 3,42 persen yoy.

Sementara itu, penyaluran kredit BPR posisi Maret 2024 mencapai Rp12,95 triliun atau tumbuh 3,79 persen yoy, sedikit lebih tinggi dibandingkan posisi Maret 2023 yang sebesar 3,74 persen yoy.

Kristrianti menambahkan, berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit masih didorong oleh peningkatan nominal kredit Investasi yang bertambah sebesar Rp4,75 triliun atau tumbuh 18,17 persen yoy. Pada Maret 2023 tumbuh 4,73 persen yoy.

"Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali," ucapnya lagi.

Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi oleh sektor Bukan Lapangan Usaha (konsumtif) sebesar 34,21 persen dan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 29,97 persen.

Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang bertambah sebesar Rp1,59 triliun (tumbuh 5,25 persen yoy) serta Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha sebesar Rp1,47 triliun (tumbuh 4,21 persen yoy).

Berdasarkan kategori debitur, sebesar 53,13 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 8,42 persen yoy (Maret 2023: 4,96 persen yoy).

Sedangkan penghimpunan DPK mencapai Rp174,46 triliun atau tumbuh dobel digit yaitu 19,18 persen yoy tumbuh melandai dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 22,86 persen yoy.

Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan Maret 2023 ditopang oleh kenaikan nominal Tabungan sebesar Rp15,07 triliun.

Baca juga: OJK Bali: Pemanfaatan KPSP tingkatkan kesejahteraan petani
Baca juga: OJK cabut izin usaha BPR Bali Artha Anugrah
Baca juga: OJK Bali: Perluas akses pembiayaan petani melalui penyaluran KUR

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024