Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama, M. Maftuh Basyuni, mengemukakan bahwa Pemerintah Indonesia bisa memahami sikap umat Islam yang merasa kecewa dan terhina dengan pernyataan Paus Benediktus XVI yang mengidentikkan Islam dengan pedang dan kekerasan, namun menganjukan mereka memberi maaf kepada pemimpin tahta suci umat Katholik tersebut. "Pemerintah menganjurkan umat Islam untuk bersikap lapang dada dan bisa memberi maaf yang sebesar-besarnya, karena Paus sendiri sudah menyatakan penyesalannya dan meminta maaf," ujarnya kepada wartawan di kantor Wakil Presiden, Senin. Pemerintah, katanya, seperti yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa dalam agama diajarkan saling berlapang dada dan memaafkan kepada orang yang alpa (lupa). Tetapi, pemerintah bisa memahami jika ada umat Islam yang kesal dan kecewa. Ia menyatakan, sejak Senin dinihari terus berkomunikasi dengan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq, dan pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal (Ditjen) Katolik Departemen Agama. "FPI dan sejumlah ormas Islam mau demo besar-besaran di Kedubes Vatikan, tapi saya bilang itu perlu dipertimbangkan masak-masak, karena Paus sudah menyatakan menyesal dan meminta maaf," kata Basyuni. Habib Rizieq menghargai sarannya, tetapi dia akan tetap berdemo karena Paus hanya menyatakan penyesalan saja. "Dia akan tetap demo, tapi berjanji tidak anarkis," ungkapnya. Basyuni menyarankan demo tersebut diganti dengan perwakilan lima orang untuk bertemu dengan pejabat di Kedubes Vatikan di Jakarta dan hal itu akan difasilitasi olehnya. "Habib Rizieq mengatakan, akan berusaha menghubungi rekan-rekannya yang lain. Tapi kalau tidak berhasil, mereka tetap akan berdemo tanpa orasi dan hanya membacakan shalawat," tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006