Nairobi (ANTARA News) - Kelompok Al-Shabaab Somalia menyatakan menyerang konvoi militer di seberang perbatasan di wilayah Kenya, Senin, dan membunuh sejumlah prajurit, namun militer Kenya membantah ada korban.

Konvoi itu diserang di daerah Mandera di Kenya timurlaut dekat perbatasan Somalia, kata kepala kepolisian setempat Noah Mwivanda, lapor AFP.

"Aparat-aparat kami membalas dan terduga penyerang melarikan diri ke arah Somalia," katanya, dengan menambahkan bahwa "tidak ada yang tewas atau terluka".

Juru bicara Al-Shabaab Abdulaziz Abu Musab mengatakan kepada AFP, orang-orang bersenjata itu membunuh "semua prajurit Kenya" di sebuah truk serta lima polisi, dan kemudian mencuri dua truk pickup dan membawanya ke seberang perbatasan menuju Somalia.

Militer Kenya juga membantah ada korban tewas dan menyebut klaim itu sebagai propaganda.

Serangan itu merupakan yang terakhir dalam gelombang kekerasan di Kenya yang dituduhkan pada Al-Shabaab.

Jumat, serangan dua bom di sebuah pasar Nairobi menewaskan 10 orang dan melukai puluhan.

Kenya, yang menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia, dilanda gelombang serangan, terutama di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, serta Garissa, setelah pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di dalam wilayah Kenya.

Pasukan Kenya menyerang pangkalan-pangkalan Al-Shabaab sejak dua tahun lalu dan kemudian bergabung dengan pasukan Uni Afrika yang ditempatkan di Somalia.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah Somalia dukungan PBB.

Kelompok itu mengklaim bertanggung jawab atas serangan di pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya, yang dimulai Sabtu siang (21 September 2013), ketika orang-orang bersenjata menyerbu ke dalam kompleks pertokoan itu dengan menembakkan granat dan senjata otomatis serta membuat pengunjung toko yang panik lari berhamburan untuk menyelamatkan diri.

Penyerang menyandera sejumlah orang dan terlibat dalam ketegangan dengan polisi dan pasukan hingga Selasa (24 September), ketika Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengumumkan bahwa bentrokan telah berakhir dan sedikitnya 67 orang tewas.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014