Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta dan Konsulat Jenderal AS di Surabaya meluncurkan Formulir Permohonan Visa Elektronik (EVAF) guna mempercepat layanan permohonan visa dan sebagai upaya mencegah tindak terorisme per 1 November 2006. "Penggunaan EVAF akan memberi banyak keuntungan dan dapat membantu upaya pemerintah AS untuk mencegah pemalsuan sehingga perjalanan ke AS menjadi lebih aman untuk semua orang," kata Konsul Jenderal AS Mary E Grandfield di Jakarta, Rabu. Data dari EVAF, kata dia, tersambung langsung ke Washington sehingga jika ada pemalsuan atau penyimpangan dapat segera diketahui. "Ini adalah salah satu langkah yang digunakan AS untuk meningkatkan pengamanan pasca kejadian 11 September," ujarnya. Dikatakan, metode pengamanan seperti EVAF bukan hanya dilakukan oleh AS, bahkan pemerintah Indonesia pun sejak April telah memberlakukan sistem baru untuk pembuatan paspor guna mencegah pemalsuan identitas atau paspor ganda. Mulai 1 November 2006, semua pemohon visa non-imigrasi ke AS di seluruh dunia harus menggunakan EVAF saat mengajukan aplikasi visa, sehingga lembar aplikasi visa yang diisi dengan tulisan tangan atau mesin ketik tidak berlaku lagi. Menurut Grandfield, lembar EVAF dapat diakses melalui http://evisaforms.state.gov. "Dengan menggunakan EVAF maka pemohon visa dapat menghemat waktu pada hari wawancara karena aplikasi EVAF dimasukkan ke dalam sistem komputer jauh lebih cepat daripada aplikasi yang ditulis tangan," katanya. Kedubes AS, lanjut dia, tentunya akan dapat memproses lebih banyak pemohon visa setiap harinya. Saat ditanya mengenai efisiensi waktu yang dapat diperoleh Kedubes AS dengan metode EVAF, Grandfield mengatakan belum ada data yang spesifik mengenai hal itu namun jika tanpa EVAF Kedubes AS mampu memproses sekitar 300 pemohon visa setiap harinya maka dengan EVAF diharapkan akan jauh lebih banyak. Untuk mempermudah para pemohon visa, Kedubes AS juga telah melengkapi situsnya dengan daftar lokalis warung internet di seputar gedung Kedubes AS. "Saat ini internet sudah tersedia di mana-mana, di Indonesia akses internet bukan hal yang sulit sehingga orang yang tidak memiliki layanan internet pribadi di rumah pun tidak akan mengalami kesulitan," katanya. Lebih lanjut ia menyarankan agar semua warganegara Indonesia yang berencana untuk melakukan perjalanan ke AS guna memasukkan aplikasi visa paling tidak tiga bulan sebelum rencana tanggal keberangkatan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006