"Kita adalah teman dan mitra yang sejajar dalam setiap bentuk kerja sama," ujar Menhan RI.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono menyatakan Indonesia adalah mitra dan rekan sejajar Amerika Serikat (AS) dalam kerja sama regional, kerja sama maritim dan pengamanan Selat Malaka. "Indonesia ingin menjalin kerja sama dengan AS sebagai rekan dan mitra yang sejajar, bukan sekutu mereka," katanya usai menerima kunjungan Asisten Menteri Luar Negeri Bidang Politik dan Militer Departemen Luar Negeri AS, John Hillen, di Jakarta, Selasa. Menhan mengatakan, Indonesia berharap agar dapat meningkatkan derajat kerja sama dengan pemerintah Negeri Paman Sam di masa-masa mendatang dalam cakupan yang lebih luas. Namun, tambah Juwono, Indonesia tidak ingin dinilai atau dianggap sebagai sekutu AS. "Kita adalah teman dan mitra yang sejajar dalam setiap bentuk kerja sama," ujarnya menegaskan. Tentang harapan terhadap kunjungan Presiden AS George W Bush pada pertengahan November 2006, ia mengatakan Indonesia akan memfokuskan pada peningkatan kesiapan pesawat angkut C-130 Hercules mengingat pesawat jenis itu penting bagi kepentingan militer dan operasi kemanusiaan. "Kehandalan pesawat angkut Hercules telah terbukti di berbagai operasi baik militer maupun tanggap darurat seperti bencana di Aceh, Poso dan bencana alam di daerah lainnya," ujarnya. Selain peningkatan pesawat angkut Hercules, kata Juwono, Indonesia juga berharap AS dapat memberikan bantuan medis seperti rumah sakit lapangan, perahu karet dan segala hal yang mendukung operasi kemanusiaan di daerah bencana. Setelah hampir delapan tahun memberlakukan embargo militer terhadap Indonesia, maka pada November 2005, pemerintah AS akhirnya membebaskan Indonesia dari belenggu embargo. Bagi Indonesia dengan normalisasi kerja sama pertahanan maka dapat didata kembali alutsista (alat utama sistem pertahanan) Indonesia yang terkena embargo sejak 1999. Sampai saat ini, masih terdapat beberapa kontrak dengan dukungan Fasilitas Kredit Eksport dengan AS yang terhenti pelaksanaannya karena embargo, antara lain upgrade avionik pesawat F-5, pengadaan pesawat terbang Hawk, pengadaan Sucad & Overhaul Engine pesawat A-4 dan retribusi pesawat F-5/TS-0510. Berkaitan dengan telah dicabutnya embargo oleh AS kepada Indonesia, maka langkah-langkah yang akan ditempuh Indonesia adalah meningkatkan kerja sama bidang militer, pemanfaatan seoptimal mungkin program Foreign Military Sales (FMS) dan Foreign Military Finance (FMF) untuk meningkatkan kesiapan alutsista.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006