Jakarta (ANTARA News) - Pro kontra kedatangan Bush ke Indonesia juga disikapi oleh pengamat politik Fadli Zon dengan berpendapat seharusnya Bush tidak perlu datang ke Indonesia, namun cukup komunikasi lewat telefon atau teleconference. Tidak ada gunanya kedatangan Bush, karena tidak ada agenda spesifik yang dibicarakan. Kenapa tidak melalui telefon atau teleconference saja agar tidak merugikan rakyat Indonesia, kata Fadli Zon di Jakarta, Kamis. Fadli Zon yang juga Direktur Institue for Policy Studies (IPS) ini menilai, penyambutan kunjungan Bush telah merugikan masyarakat baik itu dengan pelumpuhan jaringan telepon seluler selama sepuluh jam maupun dengan pengalihan jalur lalu lintas. "Seolah-olah pemerintah menyambut tamu agung yang berjasa bagi Indonesia. Apa jasa Bush? tidak ada jasa Bush sama sekali. Yang ada justru dia mengambil keuntungan terhadap Indonesia baik itu ekonomi dan politik," ujarnya. Menurut Fadli, kunjungan Bush juga termasuk bagian dari "public relation (PR) campaign" negaranya bahwa Bush masih dapat diterima oleh Indonesia, negara mayoritas Islam terbesar di dunia yang tidak memiliki keuntungan apa-apa untuk Indonesia. "Kalau dia datang ke Indonesia untuk memotong hutang Indonesia sebanyak 30 persen, maka hal itu sah-sah saja, dan kita bisa saja menyambut dengan karpet merah," ujarnya. Selain itu, keduanya baik itu Bush dan Presiden Yudhoyono tidak memiliki prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional, sehingga tidak ada gunanya mereka melakukan pertemuan. Fadli berpendapat dengan kekalahan partai Bush (Republik) terhadap Partai Demokrat menunjukkan bahwa kebijakan Bush terhadap Irak harus diubah. Bahkan kemenangan itu juga mencerminkan rakyat AS telah mengakui kejahatan-kejahatan Bush telah merugikan politik dan ekonomi mereka.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006