Daya saing itu ya hanya efisiensi. Ya itu juga dorongan untuk kita agar lebih efisien dibanding negara lain,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, sejumlah sektor produksi di Indonesia harus dapat lebih efisien untuk bersiap gabung dengan Trans-Pacific Partnership (TPP).

"Daya saing itu ya hanya efisiensi. Ya itu juga dorongan untuk kita agar lebih efisien dibanding negara lain," kata JK ditemui di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu.

Wapres menjelaskan pemerintah telah mengkaji ulang kesempatan untuk bergabung dalam kerja sama kemitraan tersebut dan memutuskan perlunya bergabung dalam kerja sama itu.

Menurut JK, tujuan pasar Indonesia akan lebih luas jika bergabung dalam kerja sama kemitraan itu.

"Tapi setelah kita kaji kembali, perlunya bahwa kalau kita tidak bergabung, nanti dalam persaingan-persaingan dengan negara ASEAN yang bergabung dalam TPP akan tidak seimbang," jelas JK.

JK juga menjelaskan bahwa dengan bergabung dalam TPP, bukan berarti wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia menjadi terbuka bagi kapal asing.

"TPP tidak berarti semua orang dapat mencari ikan di wilayah ZEE Indonesia. Tapi tetap saja bahwa perdagangan itu menjadi lebih terbuka itu iya," tegas Wapres.

Wapres menjelaskan Indonesia harus meningkatkan efisiensi di seluruh bidang produksi sehingga investasi masuk ke Indonesia.

Dengan menjadi negara anggota TPP, Indonesia juga berpotensi diminati oleh investor karena sebaran tujuan pasar yang lebih luas.

"Kan baru bermaksud. Amerika pun belum tentu disetujui juga tahun ini. Dibutuhkan waktu, kongres dan masa berlakunya bisa diatur," jelas JK.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo di Washington DC, Amerika Serikat mengatakan Indonesia akan bergabung ke dalam TPP.

TPP adalah perjanjian kemitraan ekonomi strategis antara beberapa negara di kawasan Pasifik seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Selandia Baru, Meksiko, Cile, Peru, serta beberapa negara Asia Tenggara yaitu Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Vietnam.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015