Jakarta, 20/2 (ANTARA) - Indonesia hingga kini masih menunggu kepastian pencairan kredit negara Rusia untuk mendukung peningkatan kemampuan pertahanan nasional. "Kita masih menunggu kepastian dari pemerintah Rusia baik Departemen Pertahanan dan Departemen Keuangan mereka," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono menjawab ANTARA News, di Jakarta, Selasa. Ditemui usai mengadakan pertemuan dengan Forum Rektor se-Indonesia, ia menambahkan, hingga kini pihak Rusia juga belum menyampaikan harga satu unit pesawat Sukhoi yang akan dibeli Indonesia melalui kredit negara yang diberikan Negeri Beruang Merah itu. Juwono mengatakan, kredit negara sebesar satu miliar dolar AS itu telah masuk dalam pagu Kredit Ekspor (KE) bidang pertahanan sebesar 3,7 miliar yang ditetapkan pemerintah dalam Tahun Anggaran (TA) 2007. Kredit negara dari Rusia sebesar satu miliar dolar AS itu, lanjut dia, akan digunakan antara lain untuk membeli enam unit pesawat Sukhoi secara bertahap dalam tiga tahun hingga 2009. "Kita masih berjuang, agar kredit itu dapat segera direalisasikan oleh Rusia hingga pengadaan enam Sukhoi dan penghidupan kembali sejumlah pesawat F-16 dapat segera dilakukan," ujarnya. Tentang permintaan kalangan Komisi I DPR agar pemerintah `mengkomunikasikan dulu` penggunaan KE 2007 itu, Juwono mengatakan, tidak ada aturan perundangan yang mengharuskan pemerintah memberitahukan rencana dan perencanaan anggaran baik oleh Departemen Pertahanan, Mabes TNI dan Mabes TNI AU. "Kalau DPR telah menyetujui KE senilai 3,7 miliar dolar AS, ya berarti parlemen sudah setuju dan sepakat atas alokasi dana itu bagi pertahanan. Jadi, tidak perlu dilaporkan kembali ke parlemen dalam perencanaan penggunaannya," kata mantan Dubes RI untuk Inggris itu. Ditanya produsen mana yang akan dipilih Indonesia dalam pengadaan Sukhoi mendatang, apakah Knaapo atau Irkut Corporation, Juwono mengatakan, pemerintah tidak berhak memutuskan produsen mana yang akan dipilih dalam pengadaan enam Sukhoi mendatang. "Tentang apakah Knaapo atau Irkut, itu yang menentukan pihak Rusia dalam hal ini Rosoboronexport," katanya, menekankan. Hal senada diungkapkan Dirjen Perencanaan Pertahanan (Renhan) Dephan Laksamana Muda Yuwendi yang mengatakan, pemilihan produsen yang akan mengadakan Sukhoi untuk Indonesia sepenuhnya dilakukan oleh Rusia, dalam hal ini Rosoboronexport. "Kerjasama militer Indonesia dan Rusia dilakukan melalui badan Federal Services Military Technical Cooperation (FSMTC), yang menentukan kerjasama apa saja yang bisa dilakukan antara kedua pihak, salah satunya pengadaan alutsista seperti pesawat tempur Sukhoi yang telah disepakati," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007