Denpasar (ANTARA News) - Puluhan korban yang tewas akibat narkoba bersamaan dengan tewasnya penyanyi pop Alda Risma, tidak sempat terdeteksi oleh kalangan pers sehingga tidak sampai muncul ke permukaan. "Padahal, pada hari yang sama dengan tewasnya Alda di sebuah hotel di Jakarta, sedikitnya 39 korban lain di sejumlah daerah di tanah air, juga mati akibat pengaruh narkoba," kata Kalakhar Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Made Mangku Pastika, di Denpasar, Bali, Minggu. Dihadapan peserta dialog bertajuk "Kembalilah Anakku Sayang (KAS)", Pastika menyebutkan, pada hari kejadian itu hanya kasus Alda saja yang mencuat ke permukaan, padahal puluhan korban lain juga meninggal dunia akibat "racun" yang sama. Namun, korban yang jumlahnya jauh lebih banyak itu, tidak sampai muncul di media massa karena jajaran pers tidak mengendusnya. Dikatakan, kasus Alda begitu santer dan sempat menjadi buah bibir di kalangan masyarakat luas, antara lain karena ketokohan korban yang seorang artis penyanyi pop. "Kalau saja bukan artis, sama sepinya seperti 39 korban yang lain, yang hari itu juga meregang dan tewas setelah over dosis narkoba," ucapnya. Kalakhar BNN mengaku perlu mengungkapkan mengenai cukup besarnya korban yang tewas akibat penyalahgunaan narkoba di masyarakat, dengan harapan semua pihak dapat turut mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Menurut dia, kalau saja semua pihak tetap berpangku tangan dengan kejadian yang kini telah sangat mengkhawatirkan, maka dapat dipastikan jumlah korban mendatang akan menjadi semakin banyak. "Sekarang saja jumlah korban tewas akibat over dosis narkoba di Indonesia, angkanya sudah rata-rata 40 korban perhari. Dan kalau ini tidak ada upaya pencegahan, tentu angkanya akan menjadi lebih besar lagi," ujar Pastika. Mengingat itu, Kalakhar BNN mengharapkan semua pihak dapat ambil bagian dalam upaya memerangi dan memberantas kejahatan narkoba di masyarakat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007