Surabaya (ANTARA News) - Sedikitnya 70 aktivis Front Mahasiswa Nasional (FMN) Jawa Timur, Selasa, membakar bendera Amerika Serikat (AS) di Konsulat Jenderal (Konjen) negara adidaya itu di Surabaya, untuk memperingati empat tahun invasi AS ke Irak. Puluhan aktivis FMN itu membakar bendera AS yang bertuliskan "No 1 Terrorist" dengan meneriakkan yel-yel "Resist, USA Imperialist, Number One Terrorist" berkali-kali, kendati mereka telah baru saja longmarch dari Mapolda Jatim. Aksi yang berlangsung hampir satu jam itu diamankan dua SSK aparat kepolisian dari Polresta Surabaya Selatan, Polwiltabes Surabaya, dan Polda Jatim serta satu SSK Brimobda Jatim yang bersenjata lengkap dan juga ada mobil water cannon. Dalam aksi itu, puluhan aktivis juga membentangkan sejumlah poster yang bertuliskan "Resist, USA Imperialist, No 1 Terrorist", "Resist Imperialist Plunder and War", dan poster yang berisi pembelaan terhadap petani Banyuwangi serta korban lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo. "Empat tahun lalu, AS menyerang Irak dengan alasan ada nuklir di negeri itu, tapi hal itu terbukti tidak benar dan AS terbukti ingin menguasai minyak di Irak untuk pasokan energi di AS. Itu juga dilakukan AS pada Indonesia," ujar pengunjukrasa. Menurut Sekjen FMN Pusat, Ridwan Lukman, yang juga tampil berorasi, AS harus hengkang dari Irak dan negara-negara berkembang lainnya seperti Indonesia. "SBY-JK itu boneka setia AS, karena selalu mengorbankan rakyat seperti korban lumpur di Porong (Sidoarjo), atau petani di Kalibaru (Banyuwangi), karena itu pemerintah harus memprioritaskan kepentingan rakyat," tegasnya. Didampingi Humas FMN Jatim, Ori Setiawan, ia menyatakan apa yang terjadi di Irak harus membuat Indonesia berani menghentikan perampokan dan agresi yang dipimpin AS dan menggalang kekuatan dunia untuk melawan dominasi AS. "Agresi di Irak itu tak lebih dari usaha untuk mendapatkan pasokan minyak melalui perusahaan milik Bush sendiri dan juga untuk membiayai sepuluh perusahaan senjata di AS, diantaranya Lockheed Martin, Boeing Co, Raytheon, dan sebagainya," ucapnya. Aksi yang sempat memacetkan Jalan dr Soetomo, Jalan Raya Darmo, dan Jalan Ahmad Yani itu diakhiri dengan membacakan delapan pernyataan sikap, diantaranya tarik pasukan AS di Irak dan lawan rejim AS di Irak, menolak segala bentuk intervensi AS di Indonesia, dan seret Bush ke pengadilan HAM internasional.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007